Hansi Flick Berkomitmen untuk Membangun Batasan Ekstrem di Barcelona

PAGARALAMPOS.COM - Hansi Flick, pelatih baru Barcelona, telah menetapkan pendekatan radikal untuk menangani masalah internal yang telah lama menghantui klub raksasa Spanyol ini.

Setelah menyetujui tawaran untuk memimpin tim, Flick dengan tegas menyadari tantangan besar yang dihadapinya, terutama terkait dengan konflik internal yang seringkali mengganggu kinerja pelatih sebelumnya, seperti yang dialami Xavi Hernandez.

Sejak lama, Barcelona dikenal dengan atmosfer internal yang tidak stabil, di mana hubungan antara petinggi klub, pemain, dan media seringkali menjadi sumber ketegangan.

Xavi Hernandez, yang pernah menjabat sebagai pelatih, mengungkapkan bahwa pengaruh negatif dari lingkungan tersebut sangat mempengaruhi karirnya.

BACA JUGA:Masyarakat Kelurahan Rebah Tinggi Diminta Waspada terhadap Tindak Kejahatan

Tekanan mental yang tinggi dan kebocoran informasi dari sesi latihan menjadi masalah serius yang dihadapinya.

Flick, seorang pelatih asal Jerman yang memiliki pengalaman sukses di level klub dan internasional, mengetahui pentingnya mengambil langkah tegas sejak awal.

Salah satu keputusan ekstrim yang diambilnya adalah membatasi akses orang-orang yang dapat menyaksikan langsung sesi latihan tim.

Langkah ini diambil untuk menjaga privasi dan fokus seluruh tim, serta mengurangi potensi konflik yang mungkin timbul akibat kebocoran informasi.

BACA JUGA:Permudah Bantuan Kemanusian, Israel Umumkan Jeda Taktis di Gaza Selatan

"Saya memahami betul betapa pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan terlindungi bagi para pemain," ujar Flick dalam sebuah pernyataan.

Langkah-langkah tersebut tidak hanya untuk melindungi privasi tim, tetapi juga untuk memastikan bahwa Barcelona bisa fokus sepenuhnya pada perbaikan prestasi mereka di lapangan.

Situasi di Barcelona memang memerlukan perubahan besar-besaran, terutama setelah musim yang mengecewakan di kompetisi domestik dan Eropa.

Flick sadar bahwa tanpa perbaikan signifikan dalam atmosfer tim dan pengelolaan informasi internal, Barcelona tidak akan bisa mencapai target-target yang ambisius di masa depan.

Sumber: