Tari Tanggai Palembang, Digunakan Saat Upacara Persembahan Hingga Sambutan Tamu Terhormat

Tari Tanggai Palembang, Digunakan Saat Upacara Persembahan Hingga Sambutan Tamu Terhormat

Tari Tanggai Palembang, -Kolase by Pagaralampos.com-net

PAGARALAMPOS.COM - Tari Tanggai Palembang adalah salah satu warisan budaya yang kaya dan penuh makna dari Sumatra Selatan.

Tarian ini, yang awalnya digunakan dalam upacara persembahan kepada dewa-dewa, kini telah berevolusi menjadi simbol penyambutan tamu terhormat.

Keindahan gerakannya dan makna mendalam di balik setiap lentikan jari penari menjadikan Tari Tanggai sebagai salah satu kebanggaan masyarakat Palembang.

Dalam setiap pertunjukan, tarian ini tidak hanya memukau penonton, tetapi juga menghidupkan kembali sejarah dan tradisi yang telah ada sejak berabad-abad lalu.

BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Suku Musi Banyuasin, Mengenal Keberagaman Budaya di Sumatera Selatan

Tari Tanggai, juga dikenal sebagai Tari Kepak khas Palembang, merupakan salah satu warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah dan makna simbolis.

Tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai ungkapan selamat datang dari tuan rumah kepada tamu.

Budayawan Sumatra Selatan, Vebri Al Lintani, menegaskan bahwa Tari Tanggai kembali menjadi ikon penyambutan tamu setelah peristiwa pemberontakan G30S PKI.

"Tari Tanggai bermakna ucapan selamat datang dari tuan rumah," katanya.

BACA JUGA:Batu Ajaib dari Langit? Mengupas Kisah Penemuan Meteorit Maryborough yang Menggemparkan!

- Asal Usul dan Sejarah Tari Tanggai

Tari Tanggai adalah turunan dari Gending Sriwijaya yang menonjolkan kelentikan jari para penari. Tarian ini telah ada sejak abad ke-17 Masehi, pada masa Kesultanan Palembang Darussalam yang didirikan oleh Belanda.

Pada masa itu, Tari Tanggai menjadi ikon perempuan zaman kerajaan.

Namun, karena aturan ketat Sultan yang mengharamkan gadis atau perempuan menari, semua pertunjukan pada awalnya diperankan oleh pria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: