Blockchain Avail Siap Luncurkan Mainnet, Sasar Pengembang Asia Tenggara

Blockchain Avail Siap Luncurkan Mainnet, Sasar Pengembang Asia Tenggara

Blockchain Avail Siap Luncurkan Mainnet, Sasar Pengembang Asia Tenggara--

PAGARALAMPOS.COM - Dalam beberapa pekan mendatang, blockchain Avail akan meluncurkan mainnet mereka, membawa solusi inovatif yang diharapkan mampu menjawab tantangan teknologi rollup

Blockchain ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi transaksi dalam ekosistem Web3 yang terus berkembang, dengan fokus khusus pada pengembang di Asia Tenggara.

Era Web3 dan Tantangan Skalabilitas Blockchain

Perkembangan teknologi blockchain dalam era Web3 terus menunjukkan kemajuan pesat, namun seiring dengan itu, muncul berbagai tantangan baru. 

Salah satu tantangan utama adalah mencapai efisiensi transaksi tanpa mengorbankan prinsip desentralisasi yang mendasari teknologi ini.

BACA JUGA:Bitcoin dan Polymarket: Dinamika Kripto dalam Konteks Pemilihan Presiden AS

Blockchain Avail hadir sebagai solusi dengan memperkenalkan teknologi yang mereka sebut sebagai "Unification Layer".

Unification Layer: Solusi untuk Skalabilitas dan Keamanan

"Unification Layer, yang terdiri dari Data Availability (DA) sebagai base layer, interoperability layer Nexus, dan layer network Fusion Security, dirancang untuk menciptakan pengalaman Web3 yang aman, scalable, dan terhubung antar pengguna dari semua ekosistem," ujar Anurag Arjun, Co-Founder Avail dalam pernyataan resminya. 

Arjun, yang sebelumnya adalah Co-Founder Polygon, bersama dengan mantan Lead Researcher Polygon Prabal Banerjee, telah mengembangkan Avail selama lebih dari tiga setengah tahun dan siap meluncurkannya ke mainnet setelah sukses dengan versi tesnet.

Manfaat Rollup dan Keunggulan Avail

Rollup adalah teknik yang memungkinkan pemrosesan transaksi secara off-chain sebelum digabungkan ke dalam satu transaksi on-chain di blockchain utama. 

BACA JUGA:Penurunan Harga Shiba Inu (SHIB) dan Dampaknya pada Pasar Kripto

Teknik ini terbukti efektif dalam meningkatkan kecepatan dan mengurangi biaya transaksi. Namun, menurut Arjun, kompleksitas yang meningkat dalam lingkungan blockchain dapat mengurangi pengalaman pengguna akhir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: