Sempat Didiskriminasi! Kini Willem Sosok Pilot Elite Nazi Jadi Buron dan Hilang Bagai Ditelan Bumi
Sempat Didiskriminasi! Kini Willem Sosok Pilot Elite Nazi Jadi Buron dan Hilang Bagai Ditelan Bumi -Foto: net-
"Willem menempuh pendidikan di Sukabumi hingga menginjak usia 18 tahun. Pada tahun 1926, De Graaff bergabung dengan maskapai penerbangan Belanda yaitu Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM) sebagai seorang insinyur aeronautika," ujar Rangga.
"Dari bulan Oktober 1930 sampai dengan awal tahun 1933 dia bertugas aktif di Departemen Penerbangan Angkatan Darat Belanda, LVA (Luchtvaartafdeling), demi untuk mendapatkan kualifikasi brevet pilot militer," sambung pria yang juga merupakan cucu dari Bupati Sukabumi ke dua, R. A. A. Soeriadanoeningrat itu.
Pada tahun 1932 Willem menikahi seorang perempuan yang lebih tua delapan tahun darinya bernama Rijke Regina Mayer dari Utrecht Belanda, kemudian ia menjadi kopilot untuk rute penerbangan Eropa-Asia, termasuk jalur Amsterdam-Batavia. Namun selama menjadi kopilot itulah perlakuan diskriminatif sering Willem dapatkan.
BACA JUGA:Menjelajahi Jejak Sejarah Candi Singosari di Malang yang Penuh Misteri
BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan 5 Fakta Menarik Candi Singosari di Jawa Timur
"Atas perlakuan diskriminatif yang ia terima itu kemudian membuatnya sakit hati, Willem lalu memutuskan untuk bergabung pada tahun 1940 dengan menjadi seorang simpatisan fanatik partai Nazi Belanda yaitu Nationaal-Socialistische Beweging (NSB) pimpinan Anton Mussert.
Gerakan Nasional Sosialis atau National Socialist Beweging (NSB) adalah sebuah partai politik Belanda yang berideologi fasisme dan ultranasionalisme," beber Rangga mengisahkan.
Willem bergabung dengan Angkatan Udara Jerman dan bertugas sebagai pilot pengantar pesawat dari pabrik ke tempat distribusi di lapangan terbang Berlin. Willem kemudian dipindahkan ke unit elit yang biasa melakukan misi pengintaian rahasia dan menerjunkan agen-agen komando Jerman di garis belakang musuh.
"Willem berusaha membuktikan dirinya sebagai pilot yang handal dan tangguh selama bertugas di unit ini, yang terdiri dari pilot dari berbagai negara termasuk Polandia, Ceko, Slovakia, Belgia, dan Hindia Belanda," tutur Rangga.
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia situs Tutari dan wisata sejarah Papua yang Penuh Misteri
BACA JUGA:Sejarah Peradaban Yunani Kuno Awalnya Tak Ada Penjara, Ternyata Orang Ini Penggagasnya
Dalam catatan karirnya, Willem pernah mengalami kecelakaan ketika membawa pesawat pembom. Akibat kecelakaan itu, ia mengalami luka ringan dan absen dari tugasnya.
"Willem sempat mengalami kecelakaan ketika membawa pesawat pembom, Letov B-71 buatan Cekoslowakia, di semenanjung Krimea Utara. Ia mengalami luka di kakinya yang memaksanya absen beberapa bulan bertugas," kata Rangga.
Tahun 1943 pemuda indo itu ditransfer ke Versuchsverband des Obrkommandos der Luftwaffe (ObdL). Sebuah unit elit yang biasa melakukan misi pengintaian rahasia dan menerjunkan agen-agen Jerman di garis belakang musuh. Penugasan itu dijadikan ajang pembuktian oleh Willem sebagai pilot yang handal dan kepercayaan atasan kepadanya.
"Setelah Jerman menyerah kepada pasukan sekutu pada bulan Mei 1945, Willem sempat bersembunyi selama berbulan-bulan di Jerman. Kemudian, ia bergabung dengan banyak mantan anggota pasukan elit Jerman lainnya yang memilih lari dari negaranya karena diburu dinas rahasia pasukan sekutu," ujar Rangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: