Menjelajahi Warisan Budaya Besemah di Sumatera Selatan Hingga Sejarah Kota Pagar Alam

Menjelajahi Warisan Budaya Besemah di Sumatera Selatan Hingga Sejarah Kota Pagar Alam

Jejak Sejarah Kota Pagar Alam: Warisan Budaya Besemah di Sumatera Selatan-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Kota Pagar Alam, yang terletak di provinsi Sumatera Selatan, Indonesia, memiliki sejarah yang kaya dan unik, terutama terkait dengan warisan budaya suku Besemah yang mendiami wilayah ini.

Berikut adalah beberapa jejak sejarah dan warisan budaya Besemah di Kota Pagar Alam:

Sejarah Awal Kota Pagar Alam

Kota Pagar Alam memiliki sejarah yang panjang dan kaya, yang dapat ditelusuri kembali ke zaman Kerajaan Sriwijaya, yang berada antara abad ke-7 dan ke-13 Masehi.

Pada masa itu, kawasan ini memainkan peran penting sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan yang ramai di Pulau Sumatera.

Perdagangan yang makmur dan hubungan lintas budaya yang intens di masa itu telah memberi kontribusi besar pada perkembangan kota ini.

Suku Besemah

Suku Besemah memiliki cerita asal-usul yang sangat mistis dan irasional. Menurut catatan sejarah, orang-orang Basemah pernah dituliskan oleh JSG Grambreg, seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1865.

Ia menggambarkan bahwa wilayah ini memiliki karakteristik geografis yang unik, dengan seseorang yang mendaki Bukit Barisan dari Bengkulu dan mencapai dataran tinggi sebelah Barat Gunung Dempo akan berada di negeri orang Pasemah.

 Peran Suku Besemah dalam Sejarah Kota Pagar Alam

Suku Besemah telah menjadi bagian penting dalam sejarah Kota Pagar Alam. Mereka memiliki tradisi dan kebudayaan yang kaya, termasuk penggunaan bebatuan cadas untuk membuat karya megalitikum seperti arca, lesung batu, kubur batu, dolmen, dan menhir.

Pagar Alam ditemukan 22 area yang diyakini merupakan lingkungan situs megalitikum dari zaman pra-sejarah, menunjukkan pengaruh kuat suku Besemah dalam kebudayaan megalitikum di daerah ini.

Warisan Budaya Besemah

Warisan budaya Besemah di Kota Pagar Alam sangat beragam dan unik. Mereka memiliki tradisi pembuatan dusun-dusun yang terpisah, seperti Masambulau, Gunungkerte, Sumbay Besak, Gunungkaye, dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: