Ratu Leizu dan Legenda Penemuan Sutra dalam Sejarah Tiongkok

Ratu Leizu dan Legenda Penemuan Sutra dalam Sejarah Tiongkok

Foto : Sejarah sutra Tiongkok kuno.-Ratu Leizu dan Legenda Penemuan Sutra dalam Sejarah Tiongkok-National graphic

Panas dari teh menyebabkan filamen kepompong mengendur. Leizu kemudian melepas filamen dan mengubahnya menjadi benang.

BACA JUGA:Mengungkap Asal Usul Suku Guci, ada Keterlibatan dalam Perdagangan Guci dari Tiongkok?

Kebetulan, penemuan teh, yang dikaitkan dengan Shennong, pendahulu Kaisar Kuning, terjadi dengan cara serupa. Konon daun teh (dari ranting teh yang dibakarnya) dijatuhkan ke dalam kuali berisi air mendidih.

Leizu kemudian membujuk Kaisar Kuning untuk memberinya hutan pohon murbei sehingga dia bisa memelihara ulat sutra tersebut. Selain penemuan ini, Leizu juga berjasa atas penemuan gulungan sutra.

Temuan itu berupa alat yang menggabungkan filamen sutra menjadi benang. Juga alat tenun sutra, yang digunakan untuk menenun benang sutra menjadi kain.

Apakah Leizu punya peran nyata dalam legenda penemuan sutra Tiongkok atau tidak? Terlepas dari legenda Leizu, kain mewah itu membuat Kekaisaran Tiongkok terkenal dan mendapatkan banyak kekayaan dari penjualan sutra.

BACA JUGA:Misteri Sigiriya, Benteng Kuno di Atas Batu Raksasa yang Menakjubkan

Sutra tidak diragukan lagi merupakan salah satu penemuan terpenting dalam sejarah Tiongkok kuno. Komoditas ini memberikan kontribusi besar terhadap kekayaan dan kemakmuran Kekaisaran Tiongkok.

Sutra, bersama dengan barang mewah lainnya, diekspor dari Kekaisaran Tiongkok ke negeri-negeri jauh melalui Jalur Sutra. Contoh paling menonjol adalah Kekaisaran Romawi.

Perdagangan sutra mendatangkan banyak pendapatan bagi orang Tiongkok kuno. Karena alasan itu, mereka bertekad untuk menyimpan pengetahuan ini untuk diri mereka sendiri.

Rahasia Sutra dalam Sejarah Tiongkok Kuno

Produksi sutra dijaga sebagai ‘rahasia negara’, dan dimonopoli oleh masyarakat Tiongkok kuno untuk waktu yang sangat lama. “Namun pengetahuan ini akhirnya bocor ke luar wilayah Tiongkok kuno,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins.

BACA JUGA:Tetap Berdiri Kokoh! Inilah Sejarah Berdirinya Benteng Pendem Ambarawa

Misalnya, serikultur (perternakan sutra) mencapai semenanjung Korea sekitar tahun 200 SM. Saat itu gelombang imigran Tiongkok menetap di sana. 

Namun, diperlukan beberapa abad lagi bagi serikultur untuk menyebar ke barat. Di India, misalnya, budi daya ulat sutra dilaporkan telah dilakukan tidak lama setelah tahun 300 Masehi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: