Hampir Terlupakan! Inilah Sosok Sunan Prapen Penyebar Islam Selain Wali Songo
Hampir Terlupakan! Inilah Sosok Sunan Prapen Penyebar Islam Selain Wali Songo -Foto: net-
Biografi Sunan Prapen, Pendakwah Asal Gresik
Sunan Prapen adalah putra dari Syekh Maulana Zainal Abidin atau Sunan Dalem, yang merupakan cucu dari Syekh Maulana Ainul Yaqin atau Sunan Giri.
Sunan Prapen memiliki garis keturunan Nabi Muhammad SAW yang ke-24 dari ayahnya yang merupakan ulama Pasai, yaitu Syekh Maulana Ishaq.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah Berdirinya Klenteng Sam Poo Kong di Semarang
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Klenteng Tertua di Semarang, Indonesia? Sam Poo Kong!
Sunan Prapen dilahirkan pada 1432 Saka atau 1510 Masehi. Ia lahir di Giri Kedaton, tepatnya di Dalem Wetan atau sebelah timur Kerajaan Giri Kedaton, kerajaan Islam yang terletak di Gresik.
Sunan Prapen banyak menghabiskan masa kecilnya di Lombok karena sang ayah atau Sunan Dalem mempunyai peran utama dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Indonesia bagian Timur.
Sebelum akhirnya, Sunan Prapen menjadi raja di Giri Kedaton
Setelah Sunan Giri memerintah di Giri Kedaton, kedudukan dilanjutkan oleh keturunannya, mulai dari Raden Paku (1487-1506 M), Sunan Dalem (1506-1545 M), dan Sunan Sedomargi (1545-1546 M).
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Vihara Avalokitesvara Buddhagaya Watugong, Semarang, Indonesia
BACA JUGA:Tetap Berdiri Kokoh! Inilah Sejarah Berdirinya Benteng Pendem Ambarawa
Sampai akhirnya Sunan Prapen dinobatkan sebagai raja ke-4 di Giri Kedaton ketika berusia 46 tahun. Sunan Prepen memimpin Giri Kedaton cukup lama mulai dari 1548-1605 M.
Mengutip karya ilmiah berjudul Peranan Sunan Prapen di Giri Kedaton 1548-1605 Masehi yang disusun Muhammad Firdiansya Afandi, pada masa kepemimpinan Sunan Prepen, Giri Kedaton berhasil mencapai puncak kejayaan karena meningkatkan perkembangan bidang rohani dan kekuasaan. Sejak itu, Giri Kedaton terus menyebarkan dakwah Islam sampai ke Kutai, Gowa, Sumbawa, Bima, hingga Maluku.
Sunan Prapen mempunyai pengaruh politik yang luar biasa, bahkan ia memegang kekuasaan penuh dalam melantik raja-raja di pesisir utara Jawa.
Oleh karena itu, Belanda menjulukinya sebagai Paus Islam karena sering dijadikan pedoman bagi para penguasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: