Satu Persatu Sudah Terbukti di Indonesia! Inilah Ramalan Jayabaya Raja Kediri yang Paling Fenomenal
Satu Persatu Sudah Terbukti di Indonesia! Inilah Ramalan Jayabaya Raja Kediri yang Paling Fenomenal-Foto: net-
19. Lali kamanungsan: Ramalan ini merujuk pada hilangnya rasa empati dan solidaritas sosial.
20. Lali kabecikan: Ramalan ini diartikan akan adanya hilangnya rasa hormat terhadap kearifan tradisional dan nilai-nilai budaya.
21. Maksud narik galih: Ramalan ini diartikan pada niat untuk mengambil keuntungan pribadi tanpa memperhatikan konsekuensi sosial atau lingkungan.
22. Akeh kang neng jaman Jayabaya ora keket: Jayabaya meramal kurangnya pemimpin yang bijak dan mampu memimpin dengan baik.
23. Wong wedi dadi priyayi: Jayabaya meramal akan ada banyak orang yang cenderung menghindari menjadi priyayi (pegawai pemerintah atau golongan atas) karena takut akan tanggung jawab dan tekanan yang mungkin timbul dari peran tersebut.
BACA JUGA:Bikin Seger Otak dan Otot, Ini 6 Destinasi Wisata Papua Nugini Terpopuler dan Lagi Hits
BACA JUGA:Inilah Deretan Penemuan Bersejarah yang Menggemparkan Dunia! Salah Satunya ada di Indonesia Loh!
24. Wong Jawa kari separo: Jayabaya meramal akan adanya kondisi sosial atau ekonomi yang sulit dihadapi oleh sebagian orang Jawa.
25. Landa-Cina kari sejodho: Jayabaya meramalkan bahwa Orang Belanda dan Cina akan menjalin hubungan yang sangat erat atau berkolaborasi satu sama lain.
Ini bisa mengacu pada hubungan yang kuat atau dominasi tertentu pada suatu bidang atau wilayah.
Bait terakhir dalam ramalan Jayabaya, yaitu:
BACA JUGA:Fakta Unik Candi Arjuna, Situs Bersejarah Di Ketinggian 2.093 Meter!
BACA JUGA:10 Makanan Oriental Dan Lezat Yang Berasal Dari Berbagai Negara Di Dunia, Indonesia Ada Ga Ya?
nglurug tanpa bala, yen menang tan ngasorake liyan, para kawula padha suka-suka, marga adiling pangeran wus teka, ratune nyembah kawula, angagem trisula wedha, para pandhita hiya padha muja, hiya iku momongane kaki Sabdopalon, sing wis adu wirang nanging kondhang, genaha kacetha kanthi njingglang, nora ana wong ngresula kurang, hiya iku tandane kalabendu wis minger, centi wektu jejering kalamukti, andayani indering jagad raya, padha asung bhekti,
Diketahui dalam kumpulan bait terakhir Ramalan Jayabaya, yang mencakup bait 140 hingga 173, digambarkan serangkaian peristiwa dan situasi yang potensial di masa depan yang dapat menggambarkan kondisi masyarakat dan perubahan sosial yang signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: