Pendakian Gunung Lawu: Memahami Larangan dari Perspektif Lokal
Pendakian Gunung Lawu: Memahami Larangan dari Perspektif Lokal--
PAGARALAMPOS.COM - Gunung Lawu adalah salah satu Gunung yang menarik perhatian banyak orang, baik dari segi keindahan alam maupun kisah sejarahnya.
Gunung yang terletak di perbatasan Karanganyar, Jawa Tengah, dan Magetan, Jawa Timur, ini memiliki ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut dan termasuk dalam daftar Seven Summits of Java, yaitu tujuh gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Keindahan Alam Gunung Lawu
Bagi para pendaki, Gunung Lawu menawarkan pesona alam yang memikat, mulai dari hutan pinus, padang savana, hingga kawasan taman nasional yang kaya akan flora dan fauna.
Di puncak gunung, pendaki bisa menyaksikan sunrise yang indah dan panorama sekitarnya yang memukau. Selain itu, Gunung Lawu juga memiliki beberapa objek wisata alam lainnya, seperti air terjun, telaga, dan kawah.
Salah satu objek wisata alam yang terkenal di Gunung Lawu adalah Candi Cetho, sebuah candi Hindu yang berada di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut.
Candi ini memiliki arsitektur yang unik dan penuh dengan ornamen yang menggambarkan dewa-dewa Hindu.
Candi Cetho juga menjadi tempat peribadatan bagi umat Hindu dan kejawen, serta tempat wisata religi bagi para pengunjung.
Kisah Sejarah Gunung Lawu
Selain keindahan alamnya, Gunung Lawu juga menyimpan kisah sejarah yang menarik, terutama yang terkait dengan keberadaan Prabu Brawijaya V, raja terakhir Kerajaan Majapahit.
BACA JUGA:Eksplorasi Pesona Gunung Sago, Menyelami Keindahan Dataran Tinggi Sumatera Barat
Menurut legenda, Prabu Brawijaya V mengasingkan diri di Gunung Lawu setelah Kerajaan Majapahit runtuh akibat serangan dari Kerajaan Demak.
Di sana, ia membangun sebuah keraton yang bernama Keraton Sumur Gumuling, yang kini menjadi salah satu situs bersejarah di Gunung Lawu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: