Bravitasari Nafthalia: Berikan Perhatian Khusus Terhadap Kelangkaan Gas LPG 3Kg

Bravitasari Nafthalia: Berikan Perhatian Khusus Terhadap Kelangkaan Gas LPG 3Kg

Bravitasari Nafthalia: Berikan Perhatian Khusus Terhadap Kelangkaan Gas LPG 3Kg-foto : istimewa/Pagaralampos.com-

Penulis:Bravitasari Nafthalia, S.Sos., M.I.P, - Tenaga Ahli DPR-RI

 

PAGARALAMPOS.COM - Bravitasari, seorang tenaga ahli DPR RI, mengambil inisiatif untuk mencari akar persoalan kelangkaan gas LPG subsidi yang tengah melanda sejumlah daerah. 

Kelangkaan ini telah menimbulkan kesulitan bagi masyarakat, dan harga gas LPG melon pun meroket di pasaran, mencapai Rp 25 hingga Rp 30 ribu dari harga normal Rp 18-20 ribu.

"Gas merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, sehingga Pemerintah harus menjamin distribusi LPG bersubsidi berjalan lancar. Program pro-rakyat jangan sampai mempersulit masyarakat," ungkap Bravitasari, menyoroti urgensi penanganan masalah ini.

Dampak kelangkaan ini tidak hanya terasa pada kenaikan harga, namun juga menciptakan gelombang kekhawatiran di kalangan masyarakat. 

BACA JUGA:Setiap Masyarakat Berhak Mendapatkan Pendidikan

Banyak warga, terutama dari kalangan menengah ke bawah, mengeluhkan beban ekonomi yang semakin meningkat akibat sulitnya mendapatkan gas LPG bersubsidi.

Bravitasari, politisi dari Partai Demokrat yang juga menjabat sebagai tenaga ahli DPR RI, mendesak Pemerintah untuk memberikan perhatian serius terhadap permasalahan ini. 

Ia meminta solusi segera dari pemerintah dan stakeholder terkait agar masyarakat tidak terus menderita.

"Selesaikan kelangkaan gas LPG ini secepat mungkin. Perlu ada penyelesaian masalah dari hulu ke hilir, baik terkait kuota maupun alasan lain yang mungkin menjadi penyebab kelangkaan ini," tegas Bravitasari.

BACA JUGA:Bravitasari Nafthalia, Tenaga Ahli DPR-RI: Hanya Perlu Menjadi Manusia Untuk Membela Palestina

Selain menyoroti masalah kelangkaan, Bravitasari juga menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak menyalahgunakan subsidi.

Gas LPG bersubsidi seharusnya diperuntukkan bagi orang kurang mampu, bukan untuk kalangan menengah ke atas atau pelaku industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: