SA321J Super Frelon, Jejak Sejarah Helikopter Angkut Berat TNI AU dan Pelita Air Service

SA321J Super Frelon, Jejak Sejarah Helikopter Angkut Berat TNI AU dan Pelita Air Service

Foto : Sejarah helikopter super frelon.-SA321J Super Frelon, Jejak Sejarah Helikopter Angkut Berat TNI AU dan Pelita Air Service-Indomiliter.com

Nah, dirunut dari sejarahnya, ternyata Pelita Air Service pun tak mendapatkan SA321J Super Frelon sebagai barang baru dari pabrikan.

BACA JUGA:Basis Militer AS Diserang Milisi Pro Iran, Truk Tangki BBM Sebagai Pelincur Roket MLRS

Dari runtutan waktu perjalanan helikopter ini, awalnya keluar dari hanggar Aerospatiale pada tahun 1967 dengan kode registrasi F-BOFL.

Helikopter ini dibuat atas pesanan Bergen Air Transport dari Norwegia, dimana Super Frelon ini dipersiapkan untuk beroperasi untuk mengangkut personel di anjungan minyak lepas pantai di Laut Utara.

Sebelum diserahkan kepada Bergen Air Transport, Super Frelon varian sipil telah mendapatkan sertifikasi kelayakan pada 20 Oktober 1967.

Saat menjadi armada Bergen Air Transport, SA321J Super Frelon menggunakan kode registrasi LN-ORS. Rupanya Bergen Air Transport tak lama mengoperasikan Super Frelon, pada 1969 dilakukan modifikasi penambahan tangki bahan bakar.

BACA JUGA:Rusia Luncurkan Sistem ‘Identification Friend Or Foe’ Pada Drone

Modifikasi ini diperlukan lantaran LN-ORS akan pindan tangan ke pengguna lain di wilayah yang sangat jauh dari Eropa.

Sebagai majikan baru SA321J Super Frelon adalah perusahaan eksplorasi asal Sydney, Australia yang beroperasi di Papua Nugini, Kennecott Explorations Ltd.

Pada 24 Maret 1970, setelah perjalanan 18.842 km lewat ferry flight, Super Frelon mencapai Papua Nugini secara bertahap.

Penerbangan panjang tersebut berlangsung total 98 jam terbang. Di Papua Nugini, SA321J Super Frelon punya kode registrasi VH-PDM dan dioperasikan oleh Helitrans.

BACA JUGA:Ini Alasan Korsel Pensiunkan Jet Tempur Stealth F-35A Lightning II

Namun, berbagai kendala dihadapi saat mengoperasikan helikopter ini di iklim tropis. Akibat kelembaban yang tinggi, helikopter dengan bobot maksimum 13 ton menghadapi tanda-tanda keretakan pada bilah baling-baling (Blade Inspection Method).

Majalah Aviation Week and Space Technology terbitan Januari 1968 menyebut, bahwa umumnya helikopter ini digunakan untuk mengangkut 17 penumpang atau muatan yang setara.

Untuk menghemat sekitar 15 persen bahan bakar, Super Frelon biasanya lepas landas dan mendarat menggunakan tiga turbin, sedangkan dalam penerbangan jelajah salah satu dari mesin dimatikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: