Inilah Silsilah Raja Kesultanan Demak Yang Manghancurkan Kejayaan Majapahit, Mengapa Kerajaan Islam Itu Runtuh

Inilah Silsilah Raja Kesultanan Demak Yang Manghancurkan Kejayaan Majapahit, Mengapa Kerajaan Islam Itu Runtuh

Masa pemerintahan Arya Penangsang berakhir pada tahun 1554 setelah Hadiwijaya yang dibantu Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi dan anaknya Sutawijaya melakukan pemberontakan.

Arya Penangsang tewas dan kedudukan Sultan Demak diduduki oleh Hadiwijaya yang memindahkan kekuasannya ke Pajang, menandai berakhirnya Kerajaan Demak.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Letak strategis di pesisir pantai Jawa membuat Demak menjadi bandar perdagangan yang maju bersama Surabaya, Madura, Tuban, Semarang, Jepara, Cirebon dan Sunda Kelapa.

BACA JUGA:Udah Tau Belum? Inilah Awal Mula Terbentuknya Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia

Selain perdagangan, Kerajaan Demak juga didukung komoditas ekspor seperti beras dari pedalaman yang dihasilkan dari kadipaten – kadipaten seperti Madiun, Kediri, Malang, Pati dan Pajang. Komoditas ini diekspor melalui jalur perdagangan internasional di Nusantara.

Kehidupan Politik kerajaan Demak

Kerajaan Demak mampu mengakhiri kedigdayaan Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda.

Setelah berdiri sendiri, Kerajaan Demak menempatkan adipati – adipati di daerah – daerah sebagai perpanjangan tangan Sultan.

Daerah tersebut seperti Surabaya, Tuban, dan Madiun yang memiliki adipati yang sangat berpengaruh. Selama Kerajaan Demak berdiri, kerajaan ini sering bersinggungan dengan bangsa barat.

BACA JUGA:Film Migration: Petualangan Keluarga Bebek yang Berakhir Kacau

Salah satu diantaranya ketika terjadi perebutan Sunda Kelapa pada tahun 1527 dengan Portugis.

Kehidupan Sosial Kerajaan Demak

Berbeda dengan kerajaan Hindu maupun Buddha, di agama Islam tidak terdapat kasta dalam kehidupan sosialnya.

Pada agama Islam juga tidak terdapat ritual – ritual yang mengeluarkan biaya layaknya yang dilakukan di agama Hindu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: