Jawa Porak Poranda Sabdo Palon Nagih Janji? Ini Kisahnya
Jawa Porak Poranda Sabdo Palon Nagih Janji? Ini Kisahnya --Ilustrasi_Net
Akan tetapi, keadaan berubah pada saat Sang Raja Prabu Brawijaya memutuskan untuk memeluk agama Islam lalu meninggalkan agama Budha.
Mendengar hal ini Sabda Palon pun menolaknya, ia mengatakan Prabu Brawijaya dan seluruh keturunannya akan hidup dalam kesusahan.
Dengan Begitu Tanah Jawa tinggal menjadi nama, karena jati dirinya telah hilang dari keistimewaannya.
Tidak hanya sampaia disitu, Keturunan bangsa Jawa juga Terkena dampaknya. Biji padi akan sulit tumbuh, karena ditolak para dewa.
--
BACA JUGA:Wisata Gunung Padang Gegerkan Dunia, Bahkan Menjadi Sasaran Para Arkeolog!
Sang Penasehat juga Dia juga mengatakan, bahwa Nanti Tanah Jawa akan berubah hawanya dari biasanya.
Tanah Jawa ini akan terasa lebih panas dan kurang hujan, berkurang hasil pertanian, banyak manusia yang suka berbohong, suka berbuat nista dan mudah berucap janji.
Diikuti dengan Malapetaka yang datang terus-menerus itu adalah hukuman bagi manusia Jawa yang berani pindah keyakinan dan akan berakhir jika kembali memeluk Budha.
"Jika hamba tidur, hamba mampu tidur selama 200 tahun. Selama saya tidur, di Jawa akan banyak terjadi perang antar-saudara. Yang kuat akan memangsa sesamanya, menghancurkan sesama bangsanya sendiri," Ucap Sabo Palon.
Palon Juga mengatakan jika dirinya adalah seorang Semar. Menurut kepercayaan Jawa, Semar merupakan utusan gaib Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Kuasa.
BACA JUGA:Situs Indonesia Mirip Situs Irlandia? Wisata Gunung Padang Gegerkan Dunia Arkeolog
Ia mengatakan Tugasnya Yaitu menjaga manusia untuk menjalankan perintah-Nya dari Gusti Kang Murbeng Dumadi.
"Apakah paduka lupa akan arti nama hamba, Sabda Palon? Sabda artinya ucapan, Palon artinya ketetapan. Naya artinya wajah, Genggong artinya langgeng tak berubah. Jadi ucapan hamba ini adalah ketetapan," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: