Luar Biasa! Mari Menelisik Ramalan Jayabaya dari Prediksinya Melalui Bait Syair yang Dibuatnya
Luar Biasa! Mari Menelisik Ramalam Jayabaya dari Prediksinya Melalui Bait Syair yang Dibuatnya -Foto: net-
21. Maksud narik galih: Ramalan ini diartikan pada niat untuk mengambil keuntungan pribadi tanpa memperhatikan konsekuensi sosial atau lingkungan.
22. Akeh kang neng jaman Jayabaya ora keket: Jayabaya meramal kurangnya pemimpin yang bijak dan mampu memimpin dengan baik.
23. Wong wedi dadi priyayi: Jayabaya meramal akan ada banyak orang yang cenderung menghindari menjadi priyayi (pegawai pemerintah atau golongan atas) karena takut akan tanggung jawab dan tekanan yang mungkin timbul dari peran tersebut.
24. Wong Jawa kari separo: Jayabaya meramal akan adanya kondisi sosial atau ekonomi yang sulit dihadapi oleh sebagian orang Jawa.
BACA JUGA:Rupanya Begini Cara Merawat Kampas Kopling Motor Yang Benar Biar Awet, Begini Penjelasannya!
25. Landa-Cina kari sejodho: Jayabaya meramalkan bahwa Orang Belanda dan Cina akan menjalin hubungan yang sangat erat atau berkolaborasi satu sama lain.
Ini bisa mengacu pada hubungan yang kuat atau dominasi tertentu pada suatu bidang atau wilayah.
Bait terakhir dalam ramalan Jayabaya, yaitu:
nglurug tanpa bala, yen menang tan ngasorake liyan, para kawula padha suka-suka, marga adiling pangeran wus teka, ratune nyembah kawula, angagem trisula wedha, para pandhita hiya padha muja, hiya iku momongane kaki Sabdopalon, sing wis adu wirang nanging kondhang, genaha kacetha kanthi njingglang, nora ana wong ngresula kurang, hiya iku tandane kalabendu wis minger, centi wektu jejering kalamukti, andayani indering jagad raya, padha asung bhekti.
BACA JUGA:Jangan Disepelekan Gerakan Ini Saat Selesai Lakukan Olahraga!
Diketahui dalam kumpulan bait terakhir Ramalan Jayabaya, yang mencakup bait 140 hingga 173, digambarkan serangkaian peristiwa dan situasi yang potensial di masa depan yang dapat menggambarkan kondisi masyarakat dan perubahan sosial yang signifikan.
Dari Bait-bait ini mengeksplorasi berbagai tema, termasuk ketakutan akan ketidakpastian, perubahan sosial, dan perubahan nilai-nilai tradisional dalam masyarakat Jawa.
Dalam lanjutannya, bait-bait ini mencerminkan perubahan yang tak terhindarkan dalam masyarakat yang dapat memunculkan masa sulit di mana banyak orang mungkin akan mengalami penderitaan dan ketidakadilan.
Di tengah ketidakpastian ini, pesan-pesan mendasar tentang kesetiaan, moralitas, dan integritas diulang-ulang sebagai pedoman yang harus dipegang teguh.
Simbol trisula wedha digunakan untuk menggambarkan kekuatan spiritual dan kebijaksanaan yang diharapkan dapat membimbing manusia melewati tantangan-tantangan ini. Semoga Bermanfaat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: