Frankenstein (1994), Kisah Klasik Tentang Obsesi Manusia Mengutak-Atik Alam dan Ilmu Pengetahuan (09)

Frankenstein (1994), Kisah Klasik Tentang Obsesi Manusia Mengutak-Atik Alam dan Ilmu Pengetahuan (09)

Kisah Klasik Tentang Obsesi Manusia Mengutak-Atik Alam dan Ilmu Pengetahuan--google.com

Novel ini pertamakali diterbitkan di London pada 1818 tanpa nama pengarang. 

Nama Mary baru muncul pada terbitan kedua tahun 1831. 

Yang menarik, secara tidak langsung, cerita Frankenstein tercipta gara-gara efek letusan Gunung Tambora.

BACA JUGA:Pintu Gerbang Majapahit Jadi Bukti Sejarah dan Perkasanya Majapahit

Dampak Letusan Tambora pada Mary Shelley atau yang bernama asli Mary Godwin (1797-1851).

Mary Shelley mulai terinspirasi kisah Frankenstein saat usianya baru 18 tahun. 

Awal terangkainya novel ini pun cukup unik lantaran berawal dari mimpi. 

BACA JUGA:Pintu Gerbang Majapahit Jadi Bukti Sejarah dan Perkasanya Majapahit

Kala itu, Mary dan bersama kekasihnya yang kelak menjadi suaminya yakni Percy Bysshe Shelley.

Serta saudari tirinya, Claire Clairmont, diundang oleh Lord Byron, sahabat Percy, liburan ke Swiss. 

Lord Byron dan Percy sama-sama berkutat di lingkungan sastra kala itu. 

BACA JUGA:Ini Dia Suku Polahi yang Terletak di Gorontalo Dengan Miliki Pernikahan Sedarah!

Lord Byron punya vila di tepi danau di Jenewa dan mereka berniat menghabiskan musim panas di sana. 

Turut pula dokter pribadi Lord Byron yang bernama John William Polidori. 

Namun, dampak erupsi Gunung Tambora yang meletus pada 1815 masih terasa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: