Kepedihan di Bengkulu: Menelusuri Serangan Inggris pada Abad ke-19

Kepedihan di Bengkulu: Menelusuri Serangan Inggris pada Abad ke-19

Kepedihan di Bengkulu: Menelusuri Serangan Inggris pada Abad ke-19-Foto: net-

Selain di bawah pohon, juga terdapat “Batu Persidangan” kedua yang tidak jauh dari lokasi pertama dan berfungsi sebagai tempat eksekusi orang yang terbukti bersalah.

3. Tembok Batu yang Tinggi

Huta Siallagan memiliki luas sekitar 2.400 m2. Di sekeliling desa ini terdapat tembok batu yang tersusun dengan rapi dengan tinggi sekitar 1,5 m – 2 m.

Wisatawan akan merasa terkesima saat melihat tembok tersebut karena tersusun secara bertingkat dan sangat rapi.

Bahkan, dulu tembok itu juga dilengkapi dengan benteng dan bambu.

BACA JUGA:Jangan Sampai Salah! Inilah Perbedaan Mencolok Antara Orang Medan dan Orang Batak yang Harus Kamu Tau!

Tujuannya adalah untuk melindungi penduduk desa dari berbagai jenis binatang buas serta serangan dari suku lain. Baru-batu yang tersusun menjadi tembok memiliki permukaan yang licin.

Oleh karena itu, pengunjung tidak disarankan untuk menyentuh atau bahkan memanjat di tembok agar tidak merusak maupun celaka.

4. Mayoritas Penduduk Bersuku Batak

Raja Laga Siallagan mewariskan kekuasaannya kepada Raja Hendrik Siallagan dan turun temurun hingga pada keturunan Raja Ompu Batu Ginjang Siallagan.

Sejak dulu, desa ini dihuni oleh penduduk yang bermarga Siallagan. Hingga saat ini, masih keturunan raja masih banyak yang hidup di Huta Siallagan, tepatnya di Desa Ambarita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: