Perlawanan Intelektual, Kisah Tokoh-tokoh yang Berani Menentang Otoritas Politik
Perlawanan Intelektual, Kisah Tokoh-tokoh yang Berani Menentang Otoritas Politik--
PAGARALAMPOS.COM - Perlawanan Intelektual, Kisah Tokoh-tokoh yang Berani Menentang Otoritas Politik
Presiden Soekarno, seorang tokoh sentral dalam sejarah Indonesia, dikenal sebagai pemimpin yang teguh dalam membela martabat bangsa.
Namun, di balik pengabdian besar yang diberikannya kepada negara, ada kisah-kisah yang menarik tentang tokoh-tokoh penting yang harus mendekam di balik jeruji penjara bahkan hingga meninggal dunia karena perlawanannya dengan Presiden Soekarno.
Berikut empat tokoh penting yang di penjara oleh Presiden Soekarno tersebut :
BACA JUGA: Gunung Padang, Situs Megalitikum Berteknologi Canggih di Zaman Prasejarah, Benarkah
1. Sutan Syahrir
Sebelum Indonesia merdeka, Sutan Syahrir adalah sahabat perjuangan bersama Soekarno.
Namun, pasca kemerdekaan, Sutan Syahrir menjadi lawan politik Soekarno.
Dia adalah Perdana Menteri termuda di dunia pada usia 36 tahun, serta pendiri Partai Sosialis Indonesia (PSI).
BACA JUGA:Namanya Juga Perkawinan Aneh, Ini yang Dipraktekkan Suku Indonesia, Malam Pertamanya Kudu Begini
Keterlibatannya dalam kasus pemberontakan PRRI mengakibatkan tiga tahun penjara tanpa proses peradilan.
Menderita stroke dan penyakit lainnya di penjara, dia meninggal dalam pengasingan.
2. Mochtar Lubis
Mochtar Lubis, tokoh Pers Indonesia, adalah kritikus tajam terhadap pemerintahan.
BACA JUGA:Namanya Juga Perkawinan Aneh, Ini yang Dipraktekkan Suku Indonesia, Malam Pertamanya Kudu Begini
Sejak zaman pendudukan Jepang, dia terjun ke dunia jurnalistik. Lubis mendirikan harian Indonesia Raya, serta majalah sastra Horison.
Kritiknya terhadap Soekarno mengakibatkan penjara tanpa peradilan selama sembilan tahun.
Dia dipandang terlalu kritis terhadap rezim, memilih independen daripada memihak pemerintah.
3. Buya Hamka
BACA JUGA:4 Ban Motor Terbaik dan Murah, Nomor 3 Harganya Paling Bersahabat!
Buya Hamka, ulama kharismatik asal Minangkabau, adalah Ketua MUI pertama.
Keterlibatannya dalam partai Masyumi dan perbedaan pandangan dengan Soekarno terkait demokrasi dan nasakom mengakibatkan dua tahun penjara.
Meski berbeda sikap, di akhir hayatnya, Soekarno menginginkan Buya Hamka menjadi imam shalat jenazahnya.
4. Pramoedya Ananta Toer
BACA JUGA:4 Ban Motor Terbaik dan Murah, Nomor 3 Harganya Paling Bersahabat!
Pramoedya Ananta Toer, tokoh sastra Indonesia, memiliki hubungan yang rumit dengan penjara.
Dalam tiga periode yang berbeda zaman pendudukan Jepang, orde lama, dan orde baru—dia dipenjara.
Kritiknya terhadap pemerintahan Soekarno dalam tulisan membuatnya dipenjara selama satu tahun.
Dalam masa orde baru, novelnya yang kritis menyebabkan larangan penerbitan dan pengasingan ke Pulau Buru selama 14 tahun.
BACA JUGA:Ungkap Misteri Fenomenal di Lamongan! Pencari Rumput Temukan Istana Kuno Tersembunyi di Tengah Hutan
Kisah-kisah ini mengingatkan kita bahwa di balik sejarah kemerdekaan Indonesia, terdapat kompleksitas perjuangan dan pilihan yang harus dihadapi oleh tokoh-tokoh berpengaruh.
Meskipun kini kebebasan berpendapat telah diatur dalam undang-undang, kisah-kisah ini mengajarkan pentingnya menjaga hak-hak asasi manusia dan menghindari hukuman sepihak yang tidak adil.
Dalam setiap periode sejarah, melawan ketidakadilan adalah tugas yang tak pernah berakhir. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: