Pride and Prejudice (2005), Romansa yang Bercerita Tentang Perempuan dan Dunianya (03)
Romansa yang Bercerita Tentang Perempuan dan Dunianya--google.com
Namun ketika dia membaca skenarionya di sebuah pub, dia mulai menangis saat membaca halaman 60-an, ujarnya pada koran online The Harvard Crimson.
BACA JUGA:Ritual Gelisah Suku Indonesia Saat Malam Pertama, Unik Hingga Nyeleneh
Saat menerima tawaran menjadi sutradara, Joe berusaha menahan diri untuk tidak menyaksikan mini seri-nya supaya dia tidak terpengaruh oleh serial tersebut.
Alih-alih menonton miniserinya, dia malah menonton film adaptasi novel Jane Austen lainnya.
Joe Wright mempelajari film-film seperti 'Sense and Sensibility', 'Emma', 'Mansfield Park' juga beberapa period drama lainnya.
BACA JUGA:Gak Masuk Akal Sih, Tapi Tidak Untuk Suku Polahi dengan Tradisi Perkawinan Sedarahnya
Elizabeth membaca novel 'Pride and Prejudice' versi awal pada scene pembuka film ini.
Di sana, pada scene itu memperlihatkan Elizabeth Bennet berjalan sambil membaca sebuah buku.
Buku itu berjudul 'First Impressions' dan para penggemar Jane Austen mengenali buku tersebut sebagai novel versi pertama dari Pride and Prejudice.
BACA JUGA:Jangan Anggap Sepele, Biar Cuma Hp Kentang Tapi Kamera Setara DSLR Loh! Simak Disini Ya
Jane Austen kemudian mengubah judul novel tersebut menjadi 'Pride and Prejudice'.
Film tersebut memperlihatkan halaman buku yang dibaca Elizabeth.
Jika diperhatikan dengan teliti, itu adalah bab terakhir novel 'Pride and Prejudice'.
BACA JUGA:Bikin Merinding! Benarkah 4 Wisata ini Tempat Terangker di Bondowoso, Simak Faktanya Disini!
Yang berubah dari novel versi pertama adalah nama tokoh dan setting saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: