Indonesia Merdeka, Pencipta Lambang Garuda Pancasila, Ini Orangnya Sultan Hamid 2, SImak Ceritanya.
tokoh kemerdekaan RI--internet
Lambang ini memiliki latar belakang sejarah yang kaya yang bermula dari zaman Hindu-Buddha kuno.
Lambang ini menggambarkan Garuda, makhluk mitos yang dipercayai sebagai tunggangan Dewa Wisnu.
Artikel ini akan membahas sejarah Garuda Pancasila dan menyoroti peran penting Sultan Hamid 2 dalam penciptaannya.
Pada zaman kuno, pada masa kerajaan Hindu-Buddha, simbol Garuda cukup populer di Indonesia.
Simbol ini sering digambarkan sebagai burung mitos yang diyakini sebagai kendaraan dari Dewa Wisnu.
Banyak relief dan patung Garuda ditemukan di berbagai candi kuno di seluruh Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, simbol ini berkembang dan akhirnya menjadi lambang Republik Indonesia yang bersatu.
Cerita penciptaan Garuda Pancasila tidak dapat dilepaskan dari peran Sultan Hamid 2.
Lahir pada tanggal 12 Juli 1913 di Pontianak, Kalimantan, Sultan Hamid 2 adalah keturunan Arab.
Ia menerima pendidikan formal di beberapa kota di Indonesia, termasuk Pontianak, Sukabumi, Yogyakarta, dan Bandung.
Perjalanannya berlanjut hingga Belanda, di mana ia mengikuti Akademi Militer dan mencapai pangkat Letnan dalam tentara Hindia Belanda selama masa pendudukan Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, Sultan Hamid 2 aktif terlibat dalam berbagai gerakan nasional.
Dedikasi dan keterampilan kepemimpinannya tidak luput dari perhatian, dan pada tanggal 17 Desember 1949.
Salah satu kontribusi terbesar Sultan Hamid 2 adalah menciptakan lambang negara, Garuda Pancasila.
Pada tanggal 10 Januari 1950, ia ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk merencanakan dan merancang lambang negara.
Untuk itu, Sultan Hamid 2 membentuk Panitia Teknis Lencana Negara.
Panitia menerima banyak usulan, tetapi ada dua desain menonjol, satu dari Sultan Hamid 2 sendiri dan satu lagi dari M. Yamin.
Setelah pertimbangan yang cermat, pemerintah dan DPR memilih desain Sultan Hamid 2 karena identitas Indonesia yang kuat dan tidak adanya pengaruh Jepang.
Presiden Soekarno, Sultan Hamid 2, dan Perdana Menteri Muhammad Hatta terlibat dalam diskusi intensif untuk menyempurnakan lambang negara.
Hasilnya, mereka memutuskan untuk menggantikan pita merah-putih yang digenggam oleh Garuda dengan pita putih yang menampilkan moto "Bhinneka Tunggal Ika".
Desain akhir Garuda Pancasila secara resmi diadopsi pada tanggal 8 Februari 1950.
Warisan Sultan Hamid 2 tidak hanya terletak pada penciptaan lambang negara.
Ia bertugas sebagai menteri dan berperan penting dalam membentuk masa depan negara saat Indonesia baru merdeka.
Meskipun prestasinya gemilang, nama dan sumbangsih Sultan Hamid 2 agak terlupakan seiring berjalannya waktu.
Beberapa tahun kemudian, reputasi Sultan Hamid 2 menghadapi tantangan karena dikaitkan dengan upaya kudeta oleh kelompok X yang dipimpin Kapten Westerling pada tahun 1950.
Namun, pada era reformasi, para cendekiawan muda dari Pontianak menggugat pandangan tersebut.
Garuda Pancasila merupakan bukti usaha Sultan Hamid 2 dan cita-cita Indonesia sebagai bangsa yang bersatu.
Lambang ini mencerminkan keberagaman, kekuatan, dan ketabahan rakyat Indonesia sepanjang sejarah.
Visi dan kepemimpinan Sultan Hamid 2 dalam menciptakan lambang ini layak diakui dan menjadi pengingat akan warisan bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: