Wow! Ada Emas Dan Reaktor Alam Kuno Di Gunung Padang, Kok Bisa Ya?

Wow! Ada Emas Dan Reaktor Alam Kuno Di Gunung Padang, Kok Bisa Ya?

Wow! Ada Emas Dan Reaktor Alam Kuno Di Gunung Padang, Kok Bisa Ya? -Ilustrasi-Google

BACA JUGA:Dibangun Oleh Bangsa Raksasa, Ternyata ini Lokasi Piramida Mesir yang Dibuat Oleh Kaum Ad

Dan terdiri dari 16 situs yang pernah mengalami reaksi fisi nuklir "dengan sendirinya" kira-kira 1,7 milyar tahun lalu, dan berjalan selama beberapa ratus ribu tahun, dengan rata-rata 100 kW tenaga termal selama waktu itu.

Untuk diketahui, reaktor ini bisa difungsikan atau digunakan untuk menghasilkan daya listrik. 

Biasa disebut dengan pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN. 

Pada reaktor daya yang dimanfaatkan adalah uap yang bersuhu dan bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh reaksi fisi untuk memutar turbin.

Tim peneliti yakin bahwa di masa lalu ada sebuah bangunan yang sengaja ditimbun dengan cara mendirikan bangunan lain di atasnya, yang kemudian menjadi bangunan berundak Gunung Padang.

BACA JUGA:Mengejutkan! Kuat Dengan Tubuh Raksasa, Kaum Ad Tenyata Di Kalahkan Oleh Nabi Ini!

Jika dugaan ini terbukti benar, maka itu akan mengubah pemahaman kita tentang sejarah dunia dan peradaban.

Pada tahun 2014, Tim Nasional Penelitian Gunung Padang yang didukung oleh Tentara Nasional Indonesia melakukan penelitian lapangan di situs ini.

Mereka menemukan pecahan tembikar, logam seperti koin dan pisau, serta batu yang memiliki bentuk mirip kujang. DR Ali Akbar berpendapat bahwa batu tersebut merupakan artefak buatan manusia zaman lampau.

Permukaan batu dipangkas dan digosok hingga halus, sesuai dengan teknik pembuatan yang dikenal oleh masyarakat prasejarah.

BACA JUGA:Kok Bisa Gini? Kerajaan Raja Airlangga Ditemukan Ditengah Hutan Jawa Timur

Tim ini percaya bahwa batu tersebut adalah artefak yang ditinggalkan oleh leluhur pendiri Gunung Padang.

Lutfi Yondri, seorang ahli arkeologi dari Balai Arkeologi Bandung, memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, batu yang ditemukan oleh Tim Nasional tersebut bukanlah artefak.

Pendapatnya didasarkan pada perbandingan dengan hasil penelitian ahli di berbagai belahan dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: