Jadi Perdebatan Arkeolog Dunia, Ada Apakah Dibalik Situs Megalit di Gunung Padang?

Jadi Perdebatan Arkeolog Dunia, Ada Apakah Dibalik Situs Megalit di Gunung Padang?

PAGARALAMPOS.COM - Jadi Perdebatan Arkeolog Dunia, Ada Apakah Dibalik Situs Megalit di Gunung Padang?.

Uji pemindaian di laboratorium diharapkan memberikan pemahaman lebih mendalam, tentang sejarah situs dan artefak Gunung Padang. Situs megalitikum yang menarik perhatian penelitian arkeologi dan geologi.

Penelitian juga menyebut situs ini mungkin dibangun oleh leluhur bangsa ini, sejak 11.000 tahun lalu dan hal ini dapat mengubah pemahaman sejarah dunia.

Banyak temuan di Gunung Padang, seperti adanya pintu tersembunyi dan logam mulia yang menimbulkan kehebohan dan dugaan usia Situs ini yang mencapai ribuan tahun.

BACA JUGA:Benarkah Gunung Padang Ditemukan Pembangkit Tenaga Hidro-Elektrik? Pradaban Seperti Apakah Dahulu

Debat antara ahli mengenai batu-batu di Gunung Padang yang merupakan artefak atau hasil alami masih terus berlanjut sampai saat ini.

Gunung Padang, sebuah situs megalitikum yang terletak di sekitar Cianjur, Jawa Barat, telah menjadi pusat perhatian dalam penelitian arkeologi dan geologi.

Situs ini menawarkan artefak dan struktur yang menarik, termasuk sebuah benda yang disebut sebagai Kujang Gunung Padang. Namun, temuan ini telah memicu meluasnya kalangan ahli.

Kujang Gunung Padang adalah sebuah benda yang memiliki bentuk mirip senjata, dengan bagian pegangan seperti pinggang dan bagian bilah yang bifasial, artinya kedua sisinya memiliki ketajaman yang sama.

BACA JUGA:Mitos Jejak Atlantis di Kepulauan Indonesia, Yuk Cek Fakta-faktanya Oleh Peneliti

Benda ini terbuat dari batu dan ditemukan di lokasi yang diyakini telah dihuni sejak minimal 5200 SM. Artefak ini menarik perhatian peneliti, terutama karena kemiripannya dengan senjata suku Sunda tradisional, kujang.

Erick Rizky, seorang peneliti di Gunung Padang, dan DR Ali Akbar, seorang arkeolog dari Universitas Indonesia, awalnya menyebut benda ini sebagai Kujang Gunung Padang.

Namun, pendapat ini tidak diterima secara universal oleh ahli arkeologi dan geologi di luar tim tersebut.

Tim Terpadu Riset Mandiri, yang melakukan penelitian di Gunung Padang, mengajukan dugaan dugaan bahwa situs ini dibangun oleh leluhur bangsa ini sejak 11.000 tahun lalu, pada zaman dahulu.

BACA JUGA:Misteri Gunung Arjuno, Kisah Rakyat, Mitos, dan Warisan Budaya Indonesia

Pernyataan ini mendapat dukungan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang menyatakan bahwa Gunung Padang muncul ribuan tahun sebelum Masehi dan memiliki nilai sejarah yang lebih besar daripada Candi Borobudur.

Beberapa temuan lainnya di situs Gunung Padang juga telah menimbulkan kebakaran. Misalnya, ditemukan dua pintu tersembunyi yang menguatkan dugaan bahwa situs ini memiliki usia ribuan tahun.

Selain itu, terdapat desas-desus mengenai adanya logam mulia seberat tiga ton, lapisan pasir ayak peredam gempa, tulisan kuno, semen purba, dan bahkan reaktor pembangkit tenaga hidro-elektrik yang berusia 13.000 hingga 23.000 tahun sebelum Masehi.

Tim peneliti yakin bahwa di masa lalu ada sebuah bangunan yang sengaja ditimbun dengan cara mendirikan bangunan lain di atasnya, yang kemudian menjadi bangunan berundak Gunung Padang.

BACA JUGA:Kehancuran Atlantis, Kisah Peradaban Hilang yang Menghebohkan Dunia Ratusa Tahun lalu!

Jika dugaan ini terbukti benar, maka itu akan mengubah pemahaman kita tentang sejarah dunia dan peradaban.

Pada tahun 2014, Tim Nasional Penelitian Gunung Padang yang didukung oleh Tentara Nasional Indonesia melakukan penelitian lapangan di situs ini.

Mereka menemukan pecahan tembikar, logam seperti koin dan pisau, serta batu yang memiliki bentuk mirip kujang. DR Ali Akbar berpendapat bahwa batu tersebut merupakan artefak buatan manusia zaman lampau.

Permukaan batu dipangkas dan digosok hingga halus, sesuai dengan teknik pembuatan yang dikenal oleh masyarakat prasejarah.

BACA JUGA:Waw, Usianya 11.000 Tahun lebih Situs Gunung Padang, Peradaban Zaman dan Milik Siapa?

Tim ini percaya bahwa batu tersebut adalah artefak yang ditinggalkan oleh leluhur pendiri Gunung Padang.

Namun, Lutfi Yondri, seorang ahli arkeologi dari Balai Arkeologi Bandung, memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, batu yang ditemukan oleh Tim Nasional tersebut bukanlah artefak.

Pendapatnya didasarkan pada perbandingan dengan hasil penelitian ahli di berbagai belahan dunia.

Menurutnya, bangsa kita di masa lalu memang mengalami kejayaan sesuai dengan zaman dan masa budayanya, tetapi posisi tentang peradaban Gunung Padang yang jauh lebih tua dari peradaban lain di dunia perlu dipertimbangkan dengan hati-hati.

BACA JUGA:Film Keren! The Message (1976): Sinema Sebagai Media Dakwah dan Sebuah Pengenalan Sejarah Awal Islam (03)

Selain itu, Sujatmiko, seorang ahli geologi, juga memesona temuan ini. Dia menyatakan bahwa pendapat tentang batu tersebut mengandung serat kawat tidak masuk akal.

Menurutnya, batu tiang Gunung Padang terbuat dari basaltis yang secara teoritis mengandung unsur besi dan magnesium dalam jumlah yang signifikan.

Oleh karena itu, bintik-bintik oksida besi yang terlihat di permukaan batu tersebut bukanlah hal yang aneh. Baginya, hipotesis bahwa batu tersebut adalah hasil alami lebih masuk akal daripada artefak buatan manusia.

Perdebatan antara ahli arkeologi dan geologi mengenai Kujang Gunung Padang dan peradaban Gunung Padang yang lebih tua masih berlanjut.

BACA JUGA:Film Keren! The Message (1976): Sinema Sebagai Media Dakwah dan Sebuah Pengenalan Sejarah Awal Islam (04)

Untuk mencari jawaban yang lebih pasti, benda tersebut perlu menjalani uji pemindaian di laboratorium.

Hasil dari uji pemindaian ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang asal-usul dan signifikansi artefak ini, serta tentang sejarah situs Gunung Padang secara keseluruhan.

Gunung Padang dan Kujang Gunung Padang tetap menjadi misteri yang menarik dalam dunia penelitian arkeologi dan geologi.

BACA JUGA:Waw, Usianya 11.000 Tahun lebih Situs Gunung Padang, Peradaban Zaman dan Milik Siapa?

Apakah temuan ini merupakan peninggalan leluhur atau hanya batu yang mengalami pelapukan alami, semuanya akan terungkap seiring dengan adanya penelitian lebih lanjut dan bukti yang lebih kuat.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: