Menguak Misteri Penghuni Gaib Gunung Dempo Yang Mengandung Makna Spiritual, Dijamin Merinding!

Menguak Misteri Penghuni Gaib Gunung Dempo Yang Mengandung Makna Spiritual, Dijamin Merinding!

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Dempo, salah satu gunung di Indonesia, menjadi tempat berbagai misteri dan mitos yang masih dipercaya banyak orang.

Dikenal baik oleh para pendaki maupun masyarakat umum, Gunung Dempo memiliki sejarah legendaris yang mencakup pelindung gunung, Manusia Harimau.

Namun, seorang pria harimau tidak akan mengganggu orang kecuali dia diganggu. Karakter ini terkadang terlihat seperti manusia, namun terkadang berwujud harimau.

Keberadaan pria Harimau juga terkait dengan tarian Ulu atau Silat Harimau yang mengandung unsur magis.  

BACA JUGA:Selain Kampung Janda, Ternyata juga Ada Kampung Nikah Siri di Bogor

Tarian ini memainkan peran penting dalam kehidupan di sekitar Gunung Dempo dan hanya sedikit orang yang terpilih untuk menerima ilmu dari guru besar yang berada di Dompu. 

Meskipun sampai saat ini masih menjadi misteri, masih belum terungkap apakah guru besar tersebut merupakan manusia biasa atau makhluk gaib.

Selain cerita Manusia Harimau, legenda lain yang terkait dengan Gunung Dempo adalah legenda Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. 

Si Pahit Lidah, nenek moyang dari Suku Basemah di wilayah Sumatera Selatan bagian Barat dan Bengkulu, terlibat dalam pertarungan sengit dengan Si Mata Empat, nenek moyang dari Suku Komering dan Lampung. 

BACA JUGA:Indonesia Kembali Membanggakan, Legenda Sejarah Penemuan Benda Purba!

Pertarungan ini berakhir dengan kematian keduanya. Sebelum meninggal, Si Pahit Lidah mengutuk keturunan Si Mata Empat yang menginjakkan kakinya di Gunung Dempo, dengan ancaman kesialan. 

Hingga saat ini, para juru kunci di Gunung Dempo melarang keturunan Suku Komering dan Lampung untuk mendaki gunung tersebut, kecuali didampingi oleh juru kunci atau penduduk Pagaralam.

Terdapat juga mitos yang berkembang di sekitar Gunung Dempo, yaitu keajaiban kumandang adzan yang dapat membuka kabut tebal yang menghalangi perjalanan.

Pendaki sering mengalami kabut tebal di tengah perjalanan, dan dalam keadaan tersebut, mengumandangkan adzan diyakini sebagai solusinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: