Tahukah Anda Antologi Film ‘Horor Ringan’ Namun Cukup Penting Sebagai Legasi Kultur Horor Dunia? (04)
Antologi Film ‘Horor Ringan’ Namun Cukup Penting Sebagai Legasi Kultur Horor Dunia--google.com
Jangan membayangkan menonton Creepshow seperti menonton film The Excorcist atau Suspiria.
BACA JUGA:Fakta Menarik Situs Gunung Padang, Jadi Cagar Budaya yang Menggiurkan Para Arkeolog Dunia. Kok Bisa?
Tagline Creepshow yang berbunyi 'The most fun you’ll ever have being scared' tidaklah berlebihan.
Karena memang perasaan fun itulah yang ditawarkan layaknya membaca buku komik horor 50an.
Creepshow juga membuktikan betapa bertalentanya Stephen King sebagai penulis.
BACA JUGA:Ini 5 Tempat Wisata Budaya di Palembang, Punya Historis Tinggi
Ia tidak hanya sanggup menulis cerita drama sebagus Shawshank Redemption, cerita horor murni seseram Pet Sematary dan IT, ataupun cerita horor psikologis seperti The Shinning.
Tetapi ia juga sanggup menulis cerita-cerita ringan yang bisa membawa perasaan riang setelahnya seperti yang ia tulis untuk Creepshow.
Screenplay yang ditulis oleh King sanggup menggabungkan humor dengan horor.
BACA JUGA:Besemah Expo ke XIX, Ajang Budaya Masyarakat Pagaralam
Sementara penyutradaraan Romero sanggup menerjemahkan kekuatan screenplay ke bentuk visual.
Ditambah dengan pencahayaan beserta efek latar dramatis yang sureal dan penuh warna ala buku komik, menjadikan Creepshow memiliki atmosfer horornya sendiri yang berbeda dari film horor lain.
Layaknya makanan ringan, Creepshow adalah sebuah sajian horor ringan dimana kedua ikon dunia hiburan horor.
BACA JUGA:Eksplorasi Budaya, Suku Keturunan Tionghoa Ternyata Ada di Sumatera, Simak Disini!
Romero – King berkesempatan untuk memberikan penghargaan tertinggi mereka pada komik-komik horor yang mungkin pernah menemani masa remaja mereka berdua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: