Mengapa Orang Keturunan Cepu Dilarang Mendaki Gunung Lawu? ini Dia Alasannya

Mengapa Orang Keturunan Cepu Dilarang Mendaki Gunung Lawu? ini Dia Alasannya

Mengapa Orang Keturunan Cepu Dilarang Mendaki Gunung Lawu? ini Dia Alasannya -Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Kisah mistik selalu menjadi daya tarik lain bagi Gunung Lawu, yang berlokasi di perbatasan Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur.

Hal inilah yang menjadikan gunung ini cukup populer di kalangan para pendaki.

Gunung yang terkenal dengan julukan Seven Summits of Java (Tujuh Puncak Pulau Jawa) ini memang kerap dikunjungi para pendaki, tidak hanya untuk menikmati keindahan pemandangan namun juga berziarah maupun menggelar ritual.

Gunung ini pun dianggap sebagai salah satu tempat yang memiliki kekuatan spiritual cukup tinggi. Pasalnya Gunung Lawu konon menyimpan banyak cerita mengenai keberadaan Raja Majapahit yang terakhir, yakni Prabu Brawijaya V.

BACA JUGA:Tak Disangka,Ternyata Sumpah Prabu Brawijaya Masih Berlaku Hingga Sekarang!

Kerajaan Majapahit tidak terlepas dari Kerajaan Singasari. Raden Wijaya merupakan menantu Kertanegara, raja Kerajaan Singasari. Pada tahun 1292 M, terjadi pemberontakan di Singasari yang dilakukan oleh Jayakatwang yang menyebabkan runtuhnya Singasari.

Pada waktu itu Raden Wijaya melarikan diri bersama Arya Wiraraja. Raden Wijaya kemudian mendiami sebuah hutan di Trowulan yang merupakan tanah sima pada masa Kerajaan Singasari. Wilayah ini kemudian dinamakan Majapahit.

Penamaan Majapahit didasarkan pada nama buah maja yang banyak ditemukan diwilayah Trowulan serta memiliki rasa yang pahit. Wilayah Majapahit berkembang hingga mampu menarik simpati penduduk Daha dan Tumapel.

Niat balas dendam Raden Wijaya terbantu lebih cepat setelah adanya pasuka Khubilai Khan yang tiba pada 1293. Setelah mengalahkan Jaya Katwang, Raden Wijaya kemudian menyerang pasukan Mongol dibawah Kubulaikhan.

BACA JUGA:Unik tapi Canggih, Bangunan Situs Gunung Padang Menggunakan Sem3n Purba, Wajar, Ilmuwan dan Arkeolog Kepoo

Setelah mengalahkan Mongol dan Kediri, Raden Wijaya kemudian diangkat menjadi raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215. Setelah diangkat sebagai raja, Raden Wijaya kemudian bergelar Kertarajasa Jayawardhana.

Konon kekuasaan kerajaan Majapahit membentang begitu luas, namanya disegani berbagai kerajaan di Asia.

Meski berhasil mempersatukan wilayah Nusantara, Majapahit tidak bisa menguasai Pajajaran atau Sunda yang kecil Kerajaan Sunda bukanlah kerajaan lemah. 

Pusat pemerintahan atau ibu kota terakhir Pajajaran sebelum hancur oleh pasukan Islam dari Demak dan Banten berada di sebuah kota bernama Dayo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: