Miliki Kesamaan, Ini 4 Suku Asli Hutan Kalimantan

Miliki Kesamaan, Ini 4 Suku Asli Hutan Kalimantan

Miliki Kesamaan, Ini 4 Suku Asli Hutan Kalimantan--

PAGARALAMPOS.COM - Miliki Kesamaan, Ini 4 Suku Asli Hutan Kalimantan

Dan mereka hidup berdampingan dengan damai bersama suku lainnya.

Inilah 4 suku yang ada di Pulau Kalimantan yang wajib anda ketahui!

Suku Hakka

BACA JUGA:Sebegini Seriusnya Perhatian Kasad Kepada Prajurit TNI, Tebak Yang Dilakukan Jenderal Bintang 4 Itu

Suku Hakka di Kalimantan banyak berdomisili di Kota Singkawang. Yang merupakan kawasan pecinan di Indonesia, dengan penduduknya adalah orang Hakka. Populasi Suku Hakka terus mengalami peningkatan setiap tahun. Dan pada tahun 2011, tercatat jumlah Suku Hakka adalah 246.306 jiwa.

Kota Singkawang sendiri merupakan kota di Kalimantan Barat yang dikelilingi oleh pegunungan Sakok, Poteng, dan Pasi. Bahkan, nama “Singkawang” pun berasal dari bahasa Hakka, yaitu “San Khew Jong”. Dimana bahasa ini mengacu pada sebuah kota di bukit dekat laut dan estuari.

Bahasa Hakka adalah bahasa yang sering digunakan Suku Hakka dalam kegiatan sehari – hari. Dimana bahasa ini terdapat dua dialek, yaitu Dialek Meixian dan Dialek Lufeng. Bahkan, bahasa Hakka juga digunakan oleh orang – orang di Aceh, Belitung, Jakarta, dan Pontianak.

Bugis Pagatan

BACA JUGA:Sebegini Seriusnya Perhatian Kasad Kepada Prajurit TNI, Tebak Yang Dilakukan Jenderal Bintang 4 Itu

Suku Bugis ternyata tidak hanya ada di Sulawesi, tapi juga ada di Kalimantan. Tepatnya adalah Suku Bugis Pagatan, yang merupakan keturunan diaspora suku Bugis dari Sulawesi Selatan. Diberi nama “Pagatan” pada akhir nama Bugis karena suku ini mendiami Desa Pagatan, Kusan Hilir, Tanah Bumbu, dan sekitarnya. Di Kalimaantan Selatan, Suku Bugis Pagatan mendiami Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru.

Suku ini baru ada pada tahun 1750, yang didirikan oleh Puanna Dekke’. Beliau adalah hartawan asal Tanah Bugis, tepatnya Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan.

Orang Bugis Pagatan adalah sebutan bagi Suku Bugis Pagatan. Yang mana, mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Namun, mereka juga memiliki keahlian membuat sarung tenun yang terkenal, yaitu Sarung Tenun Pagatan.

Suku Melayu Kalimantan Barat

BACA JUGA:Benarkah Gunung Lawu Angker Karena Banyak Makam? Yuk Simak Penjelasannya!

Suku Melayu tidak hanya ada di Pulau Sumatera, tapi juga di Kalimantan. Di Kalimantan Barat, terdapat kesultanan Melayu yang populasinya cukup besar. Suku ini juga dikenal sebagai Suku Melayu Pontianak.

Di tahun 2017, jumlah suku ini mencapai 160.000 jiwa, yang mana sebagian besar penduduknya berdomisili di Pontianak. Suku Melayu Pontianak ini muncul ketika Kesultanan Kadriyah Pontianak didirikan. Dan penduduk asli yang memeluk agama Islam di wilayah Kesultanan Kadriyah adalah Suku Melayu Pontianak.

Orang Melayu Kalimantan Barat menggunakan bahasa sehari – hari bahasa Melayu. Yang mana tutur katanya mirip dengan bahasa Melayu Riau. Dan Kalimantan menjadi tempat asal bahasa Melayu Purba.

Suku Kutai

BACA JUGA:Benarkah Gunung Lawu Angker Karena Banyak Makam? Yuk Simak Penjelasannya!

Suku Kutai adalah suku Melayu asli Kalimantan Timur. Suku Kutai awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Suku Kutai sendiri merupakan rumpun Suku Dayak, yaitu Dayat Ot Danum. Biasa juga disebut sebagai Dayak Kutai, atau Urang Kutai.

Suku Kutai mayoritas beragama Islam dan hidup di tepi sungai. Awalnya, Kuta merupakan nama dari teritori tempat bermukim masyarakat asli Kalimantan. Dan berdasarkan jenisnya, Suku Kutai termasuk dalam Suku Melayu di Kalimantan Timur.

Karena Urang Kutai mendiami daerah pesisir dan tepian sungai, kini telah terjadi asimilasi dengan suku pendatang lainnya. Yang mana ciri khasnya sudah mulai hilang. Berbeda dengan Suku Dayak yang masih memiliki kekhasan dalam kehidupan sehari – hari mereka.

Suku Dayak

BACA JUGA:Kok Bisa GS Masuk Dalam 4 Merk Aki Motor Terbaik di Indonesia? Begini Penjelasannya!

Suku Dayak merupakan suku terbesar yang mendiami Kalimantan. Dimana nama ini diberikan oleh penjajah kepada penghuni Pulau Borneo pada masa penjajahan dulu. Dulunya, Suku Dayak memiliki budaya yang begitu kental yaitu budaya maritim atau bahari. Yang mana ditunjukkan pada nama Orang Dayak, yang berhubungan dengan perhuluan atau sungai.

Suku ini dibagi menjadi enam rumpun besar. Diantaranya Murut, Klemantan, Punan, Iban, Ot Danum-Ngaju, dan Apokayan (Kenyah-Kayan-Bahau). Rumpun Dayak Punan adalah yang paling tua mendiami Pulau Kalimantan. Sementara rumpun Dayak yang lain adalah hasil hasimilasi dari Dayak Punan dan kelompok Proto Melayu.

Dimana, keenam rumpun tersebut terbagi dalam 405 sub etnis. Meski begitu, semua Suku Dayak memiliki kesamaan ciri dan budaya.

Diantaranya rumah panjang, hasil budaya berupa tembikar, mandau, sumpit, dan beliong. Termasuk juga ciri khas pada pandangan terhadap alam, mata pencaharian, serta seni tari dan budayanya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: