Menelusuri Sejarah dan Tradisi Unik Suku Baduy yang Hidup Damai

Menelusuri Sejarah dan Tradisi Unik Suku Baduy yang Hidup Damai

Mengulik Sejarah dan Keunikan Suku Baduy yang Milliki Kehidupan Tentram -Foto: net-

Ciri khas Suku Baduy dapat dilihat dari cara hidup dan hasil budaya mereka. Rumah adat Suku Baduy, Sulah Nyanda, adalah bangunan panggung dari kayu, bambu, serta atap ijuk atau rumbia.

Orang Baduy terbagi menjadi dua kelompok: Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam. Suku Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat, menolak teknologi, dan mempertahankan cara hidup tradisional.

Mereka sehari-hari mengenakan baju dan ikat kepala putih yang melambangkan kesucian. Sementara itu, Suku Baduy Luar diperbolehkan menerima teknologi dan cara hidup modern, sering mengenakan pakaian hitam dengan ikat kepala biru.

BACA JUGA:Masih Hits, Inilah 8 Wisata Air Terjun yang Punya Keindahan Memukau di Lampung

BACA JUGA:Jelajahi 9 Kolam Pemandian Air Panas Terbaik di Sekitar Bandung, Wisata yang Cocok Menyegarkan Tubuh

Masyarakat Suku Baduy, terutama Baduy Dalam, bermata pencaharian sebagai petani dan penggarap ladang, serta memelihara ternak. Perempuan Baduy ahli menenun, menghasilkan tenun halus untuk pakaian dan tenun kasar untuk ikat kepala serta ikat pinggang. Mereka juga membuat tas dari kulit pohon terep yang disebut koja atau jarog.

Pemimpin Suku Baduy disebut Pu’un, dengan asistennya disebut Jaro, dan pemimpin adat disebut Kejeroan.

Mereka menganut kepercayaan Sunda Wiwitan dan tempat sembahyang mereka disebut pamunjungan atau kabuyutan, biasanya terletak di bukit.

Desa Baduy terletak di Kabupaten Lebak, Banten, dengan populasi sekitar 26.000 jiwa yang terbagi menjadi dua wilayah, Baduy Luar dan Baduy Dalam. Perbatasan kedua wilayah ditandai dengan gubuk bambu yang digunakan suku Baduy Dalam saat mereka berladang.

BACA JUGA:Pesona Pantai di Lampung Selatan, Liburan Hemat, Tiket Masuknya Cuma 10.000an

BACA JUGA:Wisata Memanjakan Lidah di Payakumbuh, Ada Kuliner Minang Yang Bikin Ngiler

Meskipun memegang adat istiadat ketat, wilayah Baduy tidak terisolasi dari perkembangan luar. Mengambil foto adalah pantangan di Baduy Dalam; pengunjung hanya boleh membuat sketsa suasana di dalamnya.

Desa Baduy sering dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara, dengan aturan berbeda untuk Baduy Luar, Baduy Dalam, dan perbatasan keduanya.

Baduy Dalam terdiri dari tiga desa: Cikeusik, Cikertawarna, dan Cibeo. Desa Cibeo lebih terbuka terhadap pendatang, tetapi pengunjung tetap tidak boleh mengambil foto atau menggunakan bahan kimia saat mandi karena dapat merusak lingkungan. Desa Cikeusik, meski jarang dikunjungi, sangat indah dan asri.

Keunikan lain dari Suku Baduy Dalam termasuk:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: