Karya Novel Pemenang Hadiah Pulitzer untuk Fiksi Tahun 2015 (03)
Karya Novel Pemenang Hadiah Pulitzer untuk Fiksi Tahun 2015--google.com
Novel kedua Anthony Doerr yang berjudul All the Light We Cannot See memiliki latar di Prancis yang diduduki selama Perang Dunia II.
BACA JUGA:Perspektif Pembangunan Sentra Budaya dan Seni Pagaralam
Novel ini diterbitkan pada tahun 2014. Novel keduanya ini berhasil menerima pujian kritis yang signifikan dan menjadi finalis Penghargaan Buku Nasional untuk kategori Fiksi.
Buku itu juga berhasil menjadi buku terlaris versi New York Times, dan disebut oleh surat kabar sebagai buku populer tahun 2014.
Plus: Sebagai salahsatu novel paling laris di dunia, novel All the Light We Cannot See ini memiliki sejumlah kelebihan.
Anthony Doerr dinilai sangat baik dalam menggambarkan kondisi latar waktu Perang Dunia Kedua.
BACA JUGA:Akulturasi Budaya Islam dan Besemah: Saling Melengkapi, Saling Mewarnai
Ia mampu menggambarkan latar suasana di saat masyarakat takut untuk keluar rumah, karena banyak bom yang dijatuhkan di luar rumah, kekurangan makanan, dan lain sebagainya.
Gaya bercerita Anthony dinilai sangat detail hingga membuat pembaca dapat merasakan suasana menegangkan tersebut.
Selain penggambaran latarnya yang sangat detail dan kaya, Anthony Doerr juga dinilai sangat baik dalam menggambarkan emosi para karakternya.
Seperti, bagaimana perasaan Marie-Laure yang ketakutan akibat ditinggal oleh sang ayah, perasaan Werner yang berada di antara orang-orang yang jahat, dan sebagainya.
BACA JUGA:Bingkai Budaya, Mengenal Kekayaan 14 Sastra Besemah Lama Warisan Leluhur
Anthony Doerr banyak menggunakan kalimat-kalimat yang pendek, tetapi pesannya bisa sampai kepada pembaca.
Secara keseluruhan, novel All the Light We Cannot See ini bukan hanya sekadar kisah fiksi yang bertemakan sejarah.
Ini adalah kisah tidak romantis yang romantis dan menyentuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: