Terapi Bau Keringat
Terapi Bau Keringat--Google.com
PAGARALAMPOS.COM- Bau keringat orang lain ternyata bisa dijadikan terapi gangguan kecemasan.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan, orang-orang yang menderita kecemasan sosial (social anxiety) mendapatkan manfaat dari terapi yang dikombinasikan dengan paparan bau dari keringat orang lain.
Menurut penulis utama Elisa Vigna dari Karolinska Institute, Swedia, pikiran seseorang menyebabkan produksi molekul atau sinyal kemo dalam keringat yang mengkomunikasikan keadaan emosional dan menghasilkan respons yang sesuai pada orang lain.
Sosial anxiety disorder (SAD) atau gangguan kecemasan sosial merupakan kondisi kesehatan mental kronis ketika seseorang merasa cemas saat melakukan interaksi sosial dengan orang lain.
BACA JUGA:7 Wisata Seluma yang Lagi Hits dan Terbaru
Menurut penelitian aroma atau bau badan atau keringat orang lain bisa menjadi metode terbaru untuk terapi kecemasan sosial, sejumlah ilmuwan yang terlibat menjadikan keringat manusia sebagai objek untuk mengaktifkan jalur otak yang berkaitan dengan emosi demi menawarkan efek menegangkan.
“Hasil studi pendahuluan kami menunjukkan, menggabungkan sinyal kemo dengan terapi mindfulness tampaknya menghasilkan hasil yang lebih baik dalam mengobati kecemasan sosial daripada hasil dari terapi mindfulness saja,” kata Vigna dikutip The Guardian, Selasa (28/3/2023).
Studi yang dipresentasikan pekan ini di kongres psikiatri Eropa di Paris melibatkan pengumpulan keringat dari para sukarelawan. Sampel dikumpulkan dari orang-orang yang menonton klip dari film yang dipilih untuk menimbulkan keadaan emosi tertentu seperti ketakutan atau kebahagiaan.
Di antara film yang ditayangkan adalah Mr Bean's Holiday, Sister Act, dan film horor seperti The Grudge.
BACA JUGA:Gunung Merbabu Masuk 8 Tempat Wisata Terbaik di Salatiga
Setelah keringat dikumpulkan, peneliti merekrut 48 wanita yang semuanya menderita kecemasan sosial dan membaginya menjadi tiga kelompok terdiri atas 16 orang.
Selama dua hari, mereka menjalani terapi mindfulness untuk kecemasan sosial. Pada saat yang sama, setiap kelompok terpapar sampel bau keringat.
Studi tersebut menemukan wanita yang telah terpapar sampel bau merespons terapi dengan lebih baik. Pasien yang menjalani satu sesi perawatan terapi mindfulness bersamaan dengan terpapar bau tubuh manusia menunjukkan penurunan skor kecemasan sekitar 39 persen.
Sementara itu, mereka yang menjalani satu sesi pengobatan hanya terapi mendapat penurunan skor kecemasan lebih kecil, 17 persen. Vigna mengaku terkejut dengan hasil yang didapat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: