IKM Alas Kaki Nasional Siap Hadapi Resesi Global
---tangkapan layar -Net
PAGARALAMPOS.COM - Serangkaian program penguatan industri alas kaki di tengah bayang-bayang resesi global.
Melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) , Keementerian Perindustrian, telah menyiapkan mitigasi agar industri alas kaki nasional lebih tahan banting, dengan memperkuat rantai pasok dan menggarap potensi industri alas kaki di pasar domestik.
Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) telah menyiapkan mitigasi agar industri alas kaki nasional lebih tahan banting, dengan memperkuat rantai pasok dan menggarap potensi industri alas kaki di pasar domestik.
“Meskipun tahun 2023 dihantui kembali resesi ekonomi dunia, namun pemerintah dalam hal ini Kemenperin sangat yakin industri alas kaki nasional mampu bertahan. Pemerintah telah menyiapkan kebijakan fiskal maupun nonfiskal sebagai upaya mitigasi terhadap resesi,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Jumat (20/1).
BACA JUGA:Atung Bungsu Tampung 48 Usulan Prioritas
Dirjen IKMA mengemukakan, setelah dihadapkan dengan tekanan akibat pandemi Covid-19, IKM alas kaki kembali dihadapkan dengan potensi ancaman resesi pada tahun 2023.
Kendati demikian, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga triwulan III-2023 menunjukkan adanya potensi besar industri alas kaki dilihat dari nilai penjualan domestiknya yang mencapai Rp5,07 triliun.
“Industri ini juga terolong padat karya, dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 159.400 orang dari total industri kecil dan mikro di seluruh wilayah IKM alas kaki di Indonesia,” sebutnya.
Sementara itu, kinerja ekspor produk alas kaki nasional pada kuartal III-2022 juga menunjukkan prospek cerah, yaitu sebesar USD5,949 miliar atau naik dibanding kuartal III-2021 sebesar USD4,388 miliar.
BACA JUGA:Tetap Jaga Kesehatan Walau sedang Dilanda Musim Hujan
“Selama periode Januari-September 2022, volume ekspor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki mencapai 337,48 ribu ton, naik 34,28% dibandingkan Januari-September 2021 (yoy), dengan neraca perdagangan industri alas kaki surplus sebesar USD5,191 miliar,” imbuhnya.
Lanjut Reni, guna semakin memperkuat kinerja di sektor industri alas kaki, Ditjen IKMA melalui Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) terus melakukan kolaborasi dengan mitra bisnis IKM alas kaki.
Selain program kemitraan, BPIPI juga mendorong program pengembangan produk yang di dalamnya terdapat pengembangan teknologi serta program akses pasar promosi pemasaran bagi IKM alas kaki berorientasi ekspor.
“Tahun lalu, BPIPI bermitra dengan APLF ASEAN melalui keikutsertaan dalam acara pameran industri samak kulit yang mendatangkan para pelaku industri alas kaki dari hulu ke hilir, sebagai upaya memperkuat rantai pasok,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kemenperin.go.id