Pemkot PGA

Wamen Ossy Buka Monev Penataan Agraria 2025, Dorong Optimalisasi Penataan Akses untuk Kesejahteraan Petani

Wamen Ossy Buka Monev Penataan Agraria 2025, Dorong Optimalisasi Penataan Akses untuk Kesejahteraan Petani

Wamen Ossy Buka Monev Penataan Agraria 2025, Dorong Optimalisasi Penataan Akses untuk Kesejahteraan Petani-net-kolase

PAGARALAMPOS.COM - Penataan Aset dan Penataan Akses merupakan dua elemen penting dalam Reforma Agraria yang tidak dapat dipisahkan. 

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Ossy Dermawan, saat membuka Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kegiatan Penataan Agraria Semester I Tahun Anggaran 2025 di Jakarta, Kamis (31/7/2025) beberapa hari yang lalu.

Menurut Wamen Ossy, Penataan Aset seperti legalisasi tanah memberikan pengakuan kepemilikan bagi masyarakat, sedangkan Penataan Akses memberikan peluang untuk meningkatkan perekonomian mereka.

BACA JUGA:ATR/BPN Tekankan Urgensi Pendaftaran Tanah Ulayat untuk Lindungi Hak Masyarakat Adat

“Tanpa penataan akses, masyarakat hanya akan memegang sertipikat tanah, tetapi tidak mampu meningkatkan taraf hidupnya,” tegasnya.

Ossy juga mendorong agar jajaran ATR/BPN menerapkan model-model Penataan Akses yang telah sukses di daerah lain, dengan tetap menyesuaikan karakteristik serta potensi tanah setempat. 

Beliau mencontohkan penerapan Penataan Akses budidaya pisang cavendish di Jembrana, Bali, yang berhasil karena melibatkan berbagai pihak termasuk perusahaan sebagai off-taker

“Kita perlu mempertemukan masyarakat dengan off-taker, melakukan survei, dan memfasilitasi kerja sama agar program bisa terlaksana dengan baik,” ujarnya.

BACA JUGA:Menteri ATR/BPN Soroti Kesenjangan Sertipikasi Tanah Akibat Kendala BPHTB

Sementara itu, Direktur Jenderal Penataan Agraria, Yulia Jaya Nirmawati, menjelaskan bahwa implementasi Penataan Akses menggunakan "Model Closed Loop".

Model ini mengutamakan proses bisnis berkelanjutan dari hulu ke hilir, dengan kolaborasi lintas sektor demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

“Dengan Model Closed Loop, petani mendapat jaminan dari proses produksi hingga pemasaran. 

Tanpa off-taker, harga hasil panen bisa jatuh dan merugikan petani. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: