Rambut di Kalangan Biarawan Tibet Potong Total untuk Menolak Dunia Materi
Rambut di Kalangan Biarawan Tibet Potong Total untuk Menolak Dunia Materi--
PAGARALAMPOS.COM - Di dataran tinggi Tibet yang sunyi, para biarawan berjalan dalam diam, mengenakan jubah safron dan kepala yang sepenuhnya dicukur.
Tidak ada helai rambut tersisa, seolah seluruh ego duniawi ikut terpotong bersama ujung rambut terakhir.
Bagi mereka, kepala gundul bukan sekadar ciri khas penampilan, melainkan simbol penolakan terhadap dunia materi.
Rambut, yang di banyak budaya dianggap mahkota diri, di sini justru disingkirkan untuk membuka jalan menuju kesadaran spiritual.
BACA JUGA:Gundul dalam Tradisi India Ketika Rambut Dipersembahkan sebagai Tanda Pengorbanan
Tradisi mencukur rambut di kalangan biarawan Tibet bukanlah tindakan fisik semata.
Ia adalah bagian dari ritual inisiasi yang mendalam, menandai perpisahan seseorang dari kehidupan duniawi dan keterikatannya terhadap keinginan.
Dalam ajaran Buddha Tibet, rambut dianggap sebagai lambang ego, kesombongan, dan ketergantungan terhadap tubuh jasmani.
Dengan mencukurnya hingga habis, seorang calon biarawan diminta melepas identitas lamanya dan lahir kembali sebagai pencari kebenaran sejati. Ini bukan soal gaya, tapi tentang makna.

Rambut di Kalangan Biarawan Tibet Potong Total untuk Menolak Dunia Materi--
Momen mencukur kepala sering disertai dengan meditasi dan doa.
Para guru spiritual biasanya memimpin proses ini, membacakan mantra sambil memotong helai demi helai rambut muridnya.
Tindakan ini menyentuh sisi psikologis yang dalam—karena di situlah ego benar-benar ditantang untuk tunduk.
Tak jarang, ada air mata yang jatuh tanpa suara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
