Skullet Gabungan Mullet dan Skinhead yang Unik dan Provokatif

BACA JUGA:Soft Layer untuk Rambut Panjang Anggun dan Tidak Ribet

Di kalangan anak muda urban, skullet menjadi simbol pemberontakan sekaligus seni tubuh yang hidup. 

Dianggap jelek oleh sebagian orang tapi dipuja oleh komunitas tertentu, skullet menunjukkan betapa subjektifnya selera estetika. 

Fashion tidak lagi soal enak dipandang, tapi tentang keberanian menyatakan identitas. 

Itulah sebabnya potongan ini banyak diadopsi oleh seniman jalanan, musisi underground, hingga kreator konten yang ingin tampil "beda" di tengah serbuan gaya yang seragam Mereka tahu, skullet bukan sekadar potongan rambut ini adalah pernyataan.

BACA JUGA:Tampil Stylish dan Berkelas untuk Perempuan Muda, Model Rambut Ala Fuji Bisa Jadi Pilihan Terbaik

Namun tak sedikit juga yang menganggap skullet sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap penampilan. 

Bahkan ada yang menyamakannya dengan gaya "pria botak yang menyerah," lalu membiarkan rambut belakang tumbuh tanpa niat dirapikan. 

Tapi persepsi ini bisa jadi terlalu dangkal. 

Di balik kesan acak-acakan, banyak pemilik skullet justru memikirkan dengan matang bagaimana potongan ini membentuk narasi personal mereka Ini adalah bentuk ekspresi yang tidak bisa diukur dari kerapian semata, tapi dari keberanian menyuarakan ketidaksamaan.

BACA JUGA:Mau Tampil dengan Gaya Rambut yang Lebih Modern dari Pixie? Coba 6 Gaya Rambut Pendek Berikut Ini

Jika dilihat dari sejarahnya, gaya skullet bukan barang baru. 

Beberapa tokoh musik seperti Devin Townsend dan mantan vokalis band heavy metal sudah lama mempopulerkan gaya ini sebagai bagian dari persona panggung mereka. 

Kini, dengan maraknya platform seperti TikTok dan Instagram, skullet kembali naik daun sebagai tren baru yang mengundang kontroversi dan rasa penasaran. 

Ini membuktikan bahwa potongan rambut, sekecil apapun perubahannya, tetap bisa menjadi alat komunikasi yang kuat dalam budaya pop.

Sumber: