Pemkot PGA

Kisah JUNG Si Kapal Perang Majapahit Yang Melegenda, Mengangkut 1000 Pasukan Untuk Berperang!

Kisah JUNG Si Kapal Perang Majapahit Yang Melegenda, Mengangkut 1000 Pasukan Untuk Berperang!

Kisah JUNG Si Kapal Perang Majapahit Yang Melegenda, Mengangkut 1000 Pasukan Untuk Berperang!-foto : ist-Grid.id

BACA JUGA:Siapakah Suku Bamar? Temukan Fakta Menariknya!

Menjadi Andalan Kerajaan Majapahit dan Sekaligus Simbol Kekuatan Maritim.

Pierre Yves Manguin seorang arkeolog yang juga rekan sejarawan Denys Lombard pernah memberikan deskripsi tentang kapal Jung.

Dngan perwujudan sebagai kapal raksasa yang berasal dari galangan kapal tidak jauh dari kawasan hutan jati Cirebon, Jepara, dan Tuban.

Selain menjadi kendaraan militer Majapahit, kapal ini juga merupakan kapal utama untuk perdagangan antar penduduk Asia Tenggara.

BACA JUGA:Bosan Rambut Panjang? Coba Gaya Rambut Berikut, Nomor 2 Paling Kekinian!

Sekilas sejarah tersebut tidak lepas dari kekuasaan kerajaan Majapahit pada masa kejayaan yang tercatat pada Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV.

Wilayah kekuasaan Majapahit adalah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua, semenanjung Malaya, Aibku, Papua, Singapura, dan Filipina.

Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

Banyak Sumber Sejarah Dunia yang Menceritakan Kapal Jung

BACA JUGA:Selain Suku Asmat, Inilah 4 Suku Papua Lainnya yang Ditakuti

Pada Hikayat Raja-raja Pasai menyebut bahwa Kerajaan Majapahit menggunakan kapal maritim Jung sebagai salah satu simbol kekuatan. Apalagi jumlahnya mencapai empat ratus kapal.

Seorang sejarawan Portugis Gaspar Correia pada abad 16 pernah membuat catatan perjumpaan antara Alfonso de Albuquerque dengan kapal-kapal Majapahit dengan lokasi sekitar Selat Malaka.

Menurut penyataan Gaspar Correia, kapal angkatan laut Majapahit kuat bertahan meskipun terkena tembakan meriam besar.

Dari seluruh lapisan papan, tembakan meriamnya hanya kena ke 2 lapisan. Bukan hanya itu saja, sejarah kapal militer Majapahit ini juga ada catatan Claudius Ptolemy sekitar tahun 100 M.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait