Pemkot PGA

Jejek Majapahit di Sumatera Selatan, Bukti Peninggalan Hingga Garis Keturunan-Nya, Ini Buktinya.

Jejek Majapahit di Sumatera Selatan, Bukti Peninggalan Hingga Garis Keturunan-Nya, Ini Buktinya.

Keraton Kuto Besak--

Kawasan inti Keraton Kesultanan Palembang-Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I luasnya sekitar 50 hektar dengan batas-batas di sebelah utara Sungai Kapuran, di sebelah timur berbatasan dengan Sungai Tengkuruk.

BACA JUGA:Aneh! Tapi Tradisi Ritual 5 Suku Indonesia Ini Benar - benar Nyata! Begini Tradisinya

Keraton Kuto Besak


Keraton Kuto Besak--

Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang.

Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758.

Dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803. 

BACA JUGA:Sisi Gaib Gunung Bromo! Legenda Makhluk Halus, Ritual Adat, dan Mitos Pasir Hisap

Sultan Mahmud Bahauddin ini adalah seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan internasional.

Serta seorang agamawan yang menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama di Nusantara. 

Menandai perannya sebagai sultan, ia pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda menyebut Kuto Besak sebagai nieuwe keraton alias keraton baru.

Perang Palembang 1821 dan dibubarkannya institusi Kesultanan pada 7 Oktober 1823, bangunan Kuto Tengkuruk diratakan dengan tanah. 

BACA JUGA:Misteri Gunung Bromo! Bisikan Pasir, Kerajaan Gaib, dan Benda Pusaka yang Menghantui

Di atas runtuhan Kuto Tengkuruk, atas perintah van Sevenhoven kemudian dibangun rumah Regeering Commissaris yang sekarang menjadi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Peperangan dan Mundurnya Kesultanan Palembang

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait