LPPM STTP Gelar Diseminasi Penelitian Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor di Pagar Alam
PAGARALAMPOS.COM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Teknologi Pagaralam (STTP) menggelar diseminasi hasil penelitian bertajuk “Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor sebagai Upaya Mitigasi di Kota Pagaralam”. Kegiatan ini berlangsung di ruang perkuliahan mahasiswa STTP pada Selasa (21/1).
Ketua Yayasan Pagaralam, Karudin, S.E., M.M., melalui Dosen Peneliti STTP, Alfahira Dinata, S.T., M.T., didampingi Fameira Dhiniati, S.T., M.T., menjelaskan bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran bahaya, kerentanan, serta kapasitas bencana tanah longsor dalam wilayah Kota Pagaralam.
Alfahira menjelaskan bahwa manfaat utama dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam mengenai daerah yang berisiko terhadap bencana tanah longsor. Informasi ini diharapkan dapat digunakan dalam upaya mitigasi serta menjadi kontribusi bagi ilmu pengetahuan dalam bidang kebencanaan.
“Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko bencana tanah longsor di Kota Pagaralam, sehingga masyarakat dan pemerintah dapat memahami daerah-daerah yang rentan serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mitigasi,” ujar Alfahira.
BACA JUGA:SatLantas Polres Pagaralam Siap Gelar Operasi Patuh Musi 2022
Lebih lanjut, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu dalam perencanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik untuk mengurangi dampak bencana. Dengan adanya peta kawasan rawan bencana, sosialisasi yang lebih efektif dapat dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat.
Dalam upaya mitigasi bencana, terdapat empat hal penting yang menjadi fokus utama penelitian ini, yaitu: Tersedianya informasi dan peta kawasan rawan bencana – Dengan adanya data dan peta wilayah rawan bencana tanah longsor, masyarakat dan pemerintah dapat lebih waspada dan siap dalam menghadapi kemungkinan bencana.
Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat – Banyak masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana tanpa pemahaman yang cukup mengenai risiko yang mereka hadapi. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi sangat penting dalam mengurangi dampak bencana.
Mengetahui langkah yang perlu dilakukan dan dihindari saat bencana terjadi – Kesadaran akan tindakan yang tepat saat terjadi bencana sangat krusial untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian materiil.
BACA JUGA:Dobrak Target Vaksinasi, Binda Sumsel Posda Pagaralam Pasang Imbauan Vaksinasi
Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana – Pemerintah perlu melakukan perencanaan tata ruang yang lebih baik guna mengurangi risiko bencana, termasuk dengan membatasi pembangunan di daerah-daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini, ditemukan bahwa kapasitas bencana tanah longsor di Kota Pagaralam cukup bervariasi. Dari penelitian yang dilakukan, terdapat 16 kelurahan yang memiliki kapasitas rendah, sementara 19 kelurahan memiliki kapasitas sedang dalam menghadapi bencana tanah longsor.
Dengan adanya temuan ini, diharapkan pemerintah dapat mengambil langkah-langkah konkret dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dan wilayah untuk menghadapi ancaman tanah longsor, termasuk dengan menyediakan infrastruktur yang lebih baik serta mengadakan pelatihan tanggap bencana secara berkala.
Alfahira juga menekankan pentingnya penelitian lanjutan guna memperdalam kajian mengenai bencana di Pagaralam, terutama terkait bencana hidrometeorologi yang mencakup banjir, angin kencang, dan bencana lain yang disebabkan oleh kondisi cuaca ekstrem.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
