Mengungkap Asal-Usul Angkul-Angkul: Simbol Sakral Warisan Arsitektur Bali dari Masa ke Masa

Kamis 20-11-2025,10:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Mulai masa kolonial hingga era modern, Angkul-Angkul tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas budaya Bali.

Pemerintah daerah juga ikut mendorong pelestariannya. Kini, bentuk Angkul-Angkul tidak hanya ditemukan di rumah tradisional, tetapi juga digunakan pada pintu masuk pura, villa, hotel, hingga berbagai bangunan wisata bernuansa Bali.

Fungsi Sosial dan Spiritual

Secara estetika, Angkul-Angkul mempercantik tampilan rumah dan memberikan kesan ramah bagi tamu. Dari sisi sosial, keberadaannya melambangkan keterbukaan pemilik rumah. Sementara secara spiritual, ia menjadi batas antara dunia luar dan area pekarangan yang dianggap suci.

BACA JUGA:Inilah Motor Matic Suzuki Terbaru, Suzuki Nex hingga Burgman!

Beberapa Angkul-Angkul dilengkapi pintu kayu yang dapat ditutup saat upacara adat berlangsung, sebagai bentuk menjaga kesakralan.

Pada perayaan seperti Galungan atau Kuningan, pintu gerbang ini dihiasi penjor serta ornamen janur sebagai simbol syukur dan kebahagiaan.

Pelestarian di Era Modern

Meski kini hadir banyak sentuhan modern, esensi Angkul-Angkul tetap dipertahankan. Arsitek Bali mulai mengolah bentuk tradisional ini dengan material kontemporer seperti beton dan kaca, menciptakan harmoni antara gaya klasik dan modern.

Upaya menjaga keberadaan Angkul-Angkul terus dilakukan agar generasi muda memahami warisan budaya ini.

Pelestariannya tidak sekadar mempertahankan bentuk bangunan, tetapi juga nilai-nilai leluhur yang terkandung di dalamnya.

Kategori :