Pemikiran Kartini menjadi fondasi gerakan emansipasi wanita. Setelah wafatnya, tokoh-tokoh pendidikan seperti Yayasan Kartini terus meneruskan perjuangannya dengan membangun sekolah-sekolah perempuan di berbagai daerah.
4. Wafatnya RA Kartini
Kartini menikah dengan Raden Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, Bupati Rembang. Ia wafat muda, yakni pada 17 September 1904, beberapa hari setelah melahirkan putra pertamanya, Soesalit.
Walau hidupnya singkat, pengaruhnya pada bangsa Indonesia sangat besar.
5. Penetapan Hari Kartini
Untuk mengenang perjuangan dan pemikirannya, pemerintah Indonesia menetapkan 21 April sebagai Hari Kartini, sebagai simbol:
kebangkitan perempuan
kesetaraan hak
semangat belajar
dorongan untuk maju dan mandiri
Hingga kini Hari Kartini diperingati setiap tahun di seluruh Indonesia dengan berbagai kegiatan, seperti lomba kebaya, pawai budaya, hingga edukasi tentang perjuangan Kartini.
Kesimpulan
Hari Kartini adalah pengingat bahwa perjuangan perempuan Indonesia dimulai dari seorang wanita muda yang berani berpikir dan menulis melampaui zamannya. Kartini mengajarkan bahwa:
pendidikan adalah hak setiap manusia
perempuan memiliki peran penting dalam kemajuan bangsa