Kisah Perjuangan Jenderal Sudirman: Sang Panglima Besar yang Tak Pernah Menyerah!

Jumat 14-11-2025,09:54 WIB
Reporter : Selvi
Editor : Gusti

Kondisi Sakit Tak Menghalangi Semangat Perjuangan

Di tengah perjuangannya, Sudirman mengidap penyakit paru-paru (TBC) yang cukup parah. Meski sering mengalami sesak napas dan lemah, ia tetap menolak untuk berhenti berjuang.

Keteguhannya terlihat jelas dalam salah satu kisah paling terkenal dalam sejarah militer Indonesia.

BACA JUGA:Sejarah Peristiwa Bandung Lautan Api: Aksi Membumihanguskan Kota demi Pertahankan Kemerdekaan!

Agresi Militer Belanda II dan Perjalanan Gerilya

Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II dan berhasil menduduki Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta ditangkap.

Meski sedang sakit keras, Jenderal Sudirman menolak untuk tinggal di rumah sakit. Dengan tubuh lemah, ia meminta dipapah oleh para prajurit dan kemudian memimpin Perang Gerilya selama 7 bulan dari desa ke desa.

Beberapa hal penting dalam perjalanan gerilyanya:

Ia dibawa menggunakan tandu di tengah hutan, hujan, dan medan berat.

Komandan-komandan daerah mengikuti strateginya yang terkenal dengan istilah “Perang Hit and Run”.

Aksi gerilya ini menunjukkan bahwa TNI tetap eksis dan tidak bisa ditumpas oleh Belanda.

Kategori :