Saat mengetahui bahwa daging yang diberikan adalah daging Tumang, Dayang Sumbi sangat marah. Ia memukul kepala Sangkuriang hingga menimbulkan luka, dan mengusirnya dari rumah.
Sangkuriang pun pergi dan mengembara ke berbagai tempat hingga tumbuh menjadi lelaki dewasa.
Pertemuan Tak Disangka
Puluhan tahun berlalu, Sangkuriang kembali ke kampung halamannya. Di sana, ia bertemu dengan Dayang Sumbi yang masih tampak muda dan cantik berkat anugerah kesaktian.
Keduanya tidak saling mengenali. Sangkuriang jatuh cinta, dan Dayang Sumbi hampir menerima lamarannya—sebelum kemudian menyadari bekas luka di kepala Sangkuriang.
Dayang Sumbi terkejut mengetahui bahwa pemuda itu ternyata anaknya sendiri.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Indonesia: Dari Zaman Kolonial hingga Proklamasi Kemerdekaan
Ia berusaha mencegah pernikahan tersebut dengan memberi syarat yang mustahil: Sangkuriang harus membuat sebuah perahu raksasa dan membendung sungai untuk dijadikan danau dalam satu malam.
Kemarahan Sangkuriang dan Asal Usul Tangkuban Perahu
Sangkuriang menyanggupi syarat itu dan memanggil makhluk halus untuk membantunya.
Pekerjaan hampir selesai sebelum fajar menyingsing. Melihat hal ini, Dayang Sumbi khawatir. Ia berdoa agar pagi datang lebih cepat.
Doanya dikabulkan, cahaya merah muncul di langit. Para makhluk halus ketakutan dan berhenti bekerja.
Sangkuriang marah karena merasa ditipu. Ia menendang perahu besar yang hampir selesai dibuat hingga terbalik.
Perahu itu kemudian diyakini berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu yang terkenal dengan bentuk seperti perahu terbalik.
BACA JUGA:Dari Suku ke Suku: Rumah Adat sebagai Cermin Keberagaman Budaya Indonesia
Bendungan yang gagal menjadi danau konon membentuk dataran tinggi di Jawa Barat.