Menelusuri Kawah Ratu: Destinasi Mistis dengan Keanggunan Alam dan Cerita Legendaris di Priangan!

Kamis 13-11-2025,01:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di atas jalur Cincin Api Pasifik, sehingga memiliki banyak gunung berapi aktif dengan panorama kawah yang memukau.

Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Kawah Ratu, yang berlokasi di kawasan Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Selain menyajikan keindahan alam yang luar biasa, tempat ini juga menyimpan nilai sejarah, spiritualitas, dan kisah mistis yang masih dipercaya hingga kini.

Asal Usul dan Keindahan Kawah Ratu

Kawah Ratu terbentuk dari aktivitas vulkanik Gunung Salak yang beberapa kali meletus sepanjang sejarah. Letusan besar di masa lampau meninggalkan kawah besar yang kini menjadi ciri khas gunung tersebut.

Nama “Kawah Ratu” sendiri muncul dari kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini adanya sosok gaib berwujud ratu yang menjaga kawasan ini.

BACA JUGA:Manfaat Daging Kelinci bagi Kesehatan: Sumber Protein Rendah Lemak yang Kaya Nutrisi!

Selain itu, istilah “Ratu” juga melambangkan kemegahan dan keindahan kawah yang menonjol di antara kawah-kawah kecil di sekitarnya.

Kawasan ini menampilkan pemandangan yang khas — asap belerang yang terus mengepul, aliran air panas yang mengalir lembut, serta bebatuan kekuningan akibat kandungan sulfur.

Aroma belerang yang tajam berpadu dengan lanskap pegunungan yang hijau, menciptakan suasana yang eksotis dan misterius sekaligus.

Jejak Sejarah dan Aktivitas Vulkanik

Gunung Salak merupakan gunung stratovolcano aktif yang terus dipantau hingga saat ini. Catatan sejarah menunjukkan letusan besar pada tahun 1699, yang mengubah bentuk lereng gunung dan menghasilkan aliran lahar yang kemudian membentuk area Kawah Ratu.

BACA JUGA:Ini 5 Manfaat Bunga Kitolod bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui, Nomor 3 Bikin Tak Terduga!

Meski tidak sering mengalami letusan besar, aktivitas vulkanik ringan seperti semburan gas dan asap belerang masih dapat ditemukan hingga kini — menjadi tanda bahwa gunung ini masih aktif secara geologis.

Kawasan ini termasuk wilayah pengawasan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) karena potensi bahaya gas beracun. Namun, hal itu tidak mengurangi minat para pendaki yang ingin menikmati keindahan alam dan tantangan jalur pendakiannya.

Kategori :