Menelusuri Suku Samin: Dari Blora untuk Indonesia, Warisan Nilai Kejujuran dan Kesederhanaan!

Kamis 30-10-2025,09:30 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Selain itu, Suku Samin terkenal dengan prinsip anti penjajahan secara halus.

Mereka tidak mau membayar pajak kepada Belanda karena dianggap tidak adil, tidak mau bekerja untuk kepentingan penjajah, dan tidak mau ikut aturan kolonial yang merugikan rakyat kecil.

Tindakan ini membuat pemerintah Belanda menganggap mereka sebagai ancaman, meskipun mereka sama sekali tidak melakukan pemberontakan bersenjata.

Dalam kehidupan sosial, masyarakat Samin menjunjung tinggi gotong royong dan kebersamaan.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Patung Garuda: Simbol Kemegahan dan Jati Diri Bangsa Indonesia!

Mereka hidup saling membantu tanpa pamrih. Hubungan antarwarga sangat erat, dan semua keputusan penting biasanya diambil melalui musyawarah.

Bahasa dan Budaya Suku Samin

Bahasa yang digunakan oleh Suku Samin sebenarnya sama dengan bahasa Jawa, namun mereka memiliki gaya bicara yang khas, yaitu selalu menggunakan kalimat yang jujur dan apa adanya.

Mereka sering menggunakan simbol-simbol dalam berbicara, sehingga orang luar kadang sulit memahami maksudnya secara langsung.

BACA JUGA:Taman Pattimura Ambon: Jejak Kepahlawanan Sang Pahlawan Nasional yang Abadi di Hati Rakyat Maluku

Dalam hal berpakaian, mereka terkenal dengan busana sederhana. Laki-laki biasanya memakai baju lurik berwarna gelap dan celana panjang, sementara perempuan memakai kebaya polos dengan kain jarit.

Sifat kesederhanaan itu menjadi simbol penolakan terhadap kemewahan dan keserakahan duniawi.

Penyebaran dan Kehidupan Sekarang

Ajaran dan pengikut Samin Surosentiko kemudian menyebar ke berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti di Bojonegoro, Pati, Kudus, dan Blora.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Monumen Yos Sudarso: Lambang Keberanian Laut Indonesia!

Hingga kini, keturunan mereka masih mempertahankan nilai-nilai Saminisme.

Kategori :