Sumpah Pemuda 1928: Tonggak Kebangkitan Generasi Muda dalam Membangun Persatuan Bangsa

Jumat 31-10-2025,05:55 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Fakta Menarik di Balik Kongres Pemuda II

Dilaksanakan di Tiga Lokasi Berbeda

Kongres Pemuda II tidak hanya digelar di satu tempat, tetapi berpindah-pindah. Sesi pertama berlangsung di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (Lapangan Banteng), sesi kedua di Gedung Oost Java Bioscoop, dan penutupan di Jalan Kramat Raya No. 106, yang kini dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda.

Lagu “Indonesia Raya” Diperkenalkan untuk Pertama Kalinya

Dalam kongres tersebut, Wage Rudolf Supratman untuk pertama kalinya memperdengarkan lagu Indonesia Raya dengan iringan biola, tanpa lirik, untuk menghindari larangan dari pemerintah kolonial. Lagu ini kemudian menjadi simbol kebangkitan nasional Indonesia.

SEJARAH

BACA JUGA:Sejarah Museum Lambung Mangkurat: Penjaga Warisan Budaya Banjar dan Kalimantan Selatan!

Peran Perempuan dalam Kongres Pemuda

Meski mayoritas peserta adalah laki-laki, beberapa perempuan turut hadir dan aktif berkontribusi, seperti Johanna Masdani. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan kemerdekaan merupakan gerakan bersama tanpa memandang jenis kelamin.

Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Persatuan

Bahasa Indonesia yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda berakar dari bahasa Melayu, bahasa yang paling mudah dipahami lintas suku di Nusantara. Keputusan ini mencerminkan kebijaksanaan para pemuda dalam memilih bahasa yang mampu mempersatukan bangsa.

Dampak dan Pengaruh Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda menjadi momentum penting dalam perkembangan nasionalisme Indonesia. Setelah peristiwa ini, perjuangan kemerdekaan tidak lagi bersifat lokal, melainkan tumbuh menjadi gerakan nasional yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

BACA JUGA:Sejarah Gunung Kinabalu: Legenda Suci, Ekspedisi Awal, dan Pesona Abadi di Puncak Tertinggi Kalimantan!

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Tambora: Letusan Dahsyat yang Mengubah Dunia!

Semangat Sumpah Pemuda juga mendorong lahirnya berbagai organisasi pergerakan, termasuk Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin oleh Soekarno pada tahun 1927. Dari sinilah kesadaran kolektif muncul bahwa kemerdekaan hanya dapat dicapai melalui persatuan dan kerja sama.

Kategori :