Patung Dewi Sri dalam Lintasan Sejarah: Wujud Penghormatan terhadap Dewa Padi dan Kemakmuran

Rabu 29-10-2025,22:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Elis

Bagi masyarakat agraris, patung Dewi Sri tidak sekadar karya seni, melainkan memiliki nilai spiritual mendalam. Banyak rumah adat atau lumbung padi yang menempatkan patung ini sebagai bentuk doa dan penghormatan kepada sang dewi agar hasil panen melimpah.

Dalam tradisi Jawa kuno, musim tanam biasanya diawali dengan prosesi memanggil “Sri Sang Hyang Dewi” untuk memberkahi benih padi. Sesaji berupa bunga, nasi tumpeng, dan buah-buahan dipersembahkan sebagai simbol rasa syukur kepada alam dan Sang Pencipta.

BACA JUGA:Sejarah Museum Lambung Mangkurat: Penjaga Warisan Budaya Banjar dan Kalimantan Selatan!

Lebih dari sekadar simbol kesuburan, Dewi Sri mengajarkan pentingnya harmoni antara manusia dan alam, sebuah nilai kearifan lokal yang masih relevan dalam kehidupan modern saat ini.

Patung Dewi Sri di Masa Kini

Walau zaman terus berubah, penghormatan terhadap Dewi Sri tetap bertahan hingga kini. Patung-patungnya masih dapat ditemukan di candi, museum, maupun rumah tradisional, serta dijadikan ikon budaya dan pariwisata di berbagai daerah.

Banyak seniman masa kini juga menjadikan Dewi Sri sebagai inspirasi karya kontemporer, memadukan nilai-nilai tradisi dengan sentuhan modern tanpa menghilangkan makna spiritualnya.

Hingga saat ini, Dewi Sri tetap menjadi simbol kemakmuran, kesuburan, dan kesejahteraan, sekaligus lambang keharmonisan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. 

Kategori :