PAGARALAMPOS.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah menyaksikan transformasi besar dalam cara manusia berinteraksi, bekerja, dan bersosialisasi.
Kemajuan teknologi realitas virtual (VR), realitas tertambah (AR), dan blockchain telah membuka pintu menuju dimensi baru yang disebut Metaverse sebuah dunia digital yang menjanjikan pengalaman sosial yang sepenuhnya imersif.
Metaverse bukan lagi sekadar konsep fiksi ilmiah. Kini, ia telah menjadi ruang interaksi nyata yang berkembang pesat. Platform seperti Horizon Worlds (Meta), Roblox, Decentraland, dan The Sandbox memungkinkan jutaan pengguna untuk menciptakan avatar digital, menjelajahi dunia virtual, menghadiri konser, rapat kerja, pameran seni, hingga membangun ekonomi digital dengan mata uang kripto.
BACA JUGA:Metaverse Gagal? Inilah Fakta Mengejutkan yang Jarang Diketahui!
Menurut laporan terbaru dari McKinsey & Company, investasi global di sektor Metaverse diproyeksikan mencapai lebih dari $800 miliar pada tahun 2030.
Indonesia sendiri mulai merespons perkembangan ini dengan berbagai inisiatif digital, termasuk peluncuran “Metaverse Nusantara” oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai langkah strategis dalam memasuki ekosistem digital global.
Transformasi Sosial di Era Virtual
Metaverse berpotensi merevolusi interaksi sosial, khususnya di era pasca-pandemi. Pertemuan tatap muka yang dulu dianggap mutlak, kini bergeser menjadi pertemuan virtual dengan nuansa tiga dimensi yang jauh lebih realistis dibanding video conference biasa. Pengguna dapat merasakan kehadiran orang lain secara virtual berjalan bersama, berjabat tangan, bahkan saling berbagi emosi melalui ekspresi avatar.
“Interaksi di Metaverse menciptakan bentuk baru dari keintiman digital. Ini bisa menjadi pelengkap, bahkan pengganti, dari hubungan sosial di dunia nyata,” ujar Dr. Hendra Wibowo, pakar sosiologi digital dari Universitas Indonesia.
Namun, perubahan ini juga menimbulkan kekhawatiran. Privasi, keamanan data, kecanduan digital, hingga identitas ganda menjadi isu krusial. Identitas seseorang di dunia nyata bisa sangat berbeda dengan persona digital yang ditampilkan di Metaverse, menciptakan potensi konflik antara dunia nyata dan dunia virtual.
BACA JUGA:Sinopsis Film Ready Player One, Selamat Datang di Era Metaverse
Pendidikan, Budaya, dan Ekonomi Baru
Di bidang pendidikan, Metaverse menghadirkan peluang besar. Sekolah dan universitas kini mulai mengadopsi kelas virtual 3D di mana siswa dapat belajar melalui simulasi interaktif misalnya menjelajah tata surya secara langsung atau melakukan praktik laboratorium di ruang virtual.
Sementara itu, sektor budaya juga mulai memanfaatkan Metaverse untuk pelestarian warisan. Museum digital, tur sejarah virtual, dan pertunjukan seni di dunia Metaverse membuka akses luas bagi generasi muda untuk mengenal budaya lokal secara interaktif.
Di sisi ekonomi, Metaverse melahirkan ekonomi kreatif baru. Para kreator digital kini bisa menjual karya seni NFT, membuka toko virtual, atau menjadi pengembang dunia digital. Profesi seperti “avatar designer” atau “virtual real estate agent” menjadi pekerjaan nyata dengan penghasilan besar.