Mbok Rondo menanam biji tersebut di kebunnya. Tak lama kemudian, tanaman mentimun tumbuh subur. Di antara buah-buah mentimun itu, ada satu yang berukuran sangat besar dan berwarna keemasan.
Saat dibelah, ternyata di dalamnya terdapat seorang bayi perempuan yang cantik. Mbok Rondo menamainya Timun Mas dan merawatnya dengan penuh kasih sayang seperti anak kandung sendiri.
Perjuangan Melawan Takdir
Tahun demi tahun berlalu, Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik, baik hati, dan rajin membantu ibunya. Namun, kebahagiaan mereka mulai terusik ketika usia Timun Mas mendekati 17 tahun.
BACA JUGA:Sejarah Suku Napu: Asal Usul, Budaya, dan Warisan Megalitik di Lembah Mistis Sulawesi Tengah!
Mbok Rondo dilanda kegelisahan karena harus menepati janji kepada Butto Ijo. Ia mencari cara agar anak kesayangannya bisa selamat.
Suatu malam, Mbok Rondo mendapat petunjuk dalam mimpi. Ia diminta untuk pergi ke rumah seorang pertapa di gunung untuk meminta pertolongan. Dengan tekad bulat, ia menuruti mimpi itu.
Sang pertapa kemudian memberinya empat benda sakti, yaitu biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. Keempat benda tersebut dipercaya bisa melindungi Timun Mas dari kejaran raksasa.
Pengejaran Butto Ijo
BACA JUGA:Sejarah Gedung Keong Emas Lama: Ikon Legendaris di Taman Mini Indonesia Indah!
Ketika hari yang dijanjikan tiba, Butto Ijo datang menagih janji. Mbok Rondo panik dan menyuruh Timun Mas lari menyelamatkan diri sambil membawa keempat benda sakti.
Butto Ijo mengejar dengan langkah besar dan teriakan menggelegar. Saat jarak mereka semakin dekat, Timun Mas melempar biji mentimun, yang seketika berubah menjadi ladang mentimun lebat.
Butto Ijo terjebak memakan buah-buah itu, memberi waktu bagi Timun Mas untuk berlari lebih jauh.
Namun, raksasa itu tak menyerah. Ketika hampir tertangkap lagi, Timun Mas melempar jarum, yang kemudian berubah menjadi hutan bambu runcing.
BACA JUGA:Sejarah Suku Bajo: Jejak Pengembara Laut dan Identitas Maritim Nusantara!
Butto Ijo terluka, tetapi masih terus mengejar. Lalu Timun Mas melempar garam, dan seketika terbentuklah lautan luas.