Sejarah Suku Mori: Asal-Usul, Budaya, dan Peranannya dalam Sejarah Sulawesi Tengah!

Selasa 07-10-2025,10:02 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Sistem sosial tradisional mereka dipimpin oleh seorang kepala adat atau mosalaki, yang memiliki peran penting dalam menyelesaikan sengketa dan menjaga keseimbangan sosial di masyarakat.

Dahulu, masyarakat Mori hidup dalam sistem kerajaan kecil yang disebut Kerajaan Mori.

BACA JUGA:Dari Klenteng hingga Kampung Betawi: Jejak Awal Mula Lahirnya Tari Cokek

Kerajaan ini pernah menjadi salah satu kerajaan berpengaruh di Sulawesi Tengah pada abad ke-18 hingga awal abad ke-20.

Raja pertama yang dikenal dalam sejarah Mori adalah La Kamaru, yang kemudian digantikan oleh raja-raja turunannya.

Kerajaan Mori memiliki hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan tetangga seperti Bungku, Poso, dan bahkan Kesultanan Ternate di Maluku.

Kepercayaan dan Tradisi

Sebelum masuknya agama Islam dan Kristen, suku Mori menganut kepercayaan animisme yang disebut Adat To Mori.

Dalam sistem kepercayaan ini, mereka percaya bahwa alam semesta memiliki roh atau kekuatan spiritual yang harus dihormati.

Gunung, sungai, batu besar, dan hutan dianggap memiliki penunggu atau roh pelindung.

Karena itu, setiap kegiatan penting seperti membuka ladang baru atau membangun rumah selalu diawali dengan ritual persembahan kepada roh penjaga alam.

BACA JUGA:Kelenteng Tay Kak Sie Semarang: Jejak Sejarah dan Kekayaan Budaya Tionghoa

Salah satu tradisi khas suku Mori adalah Ritual Motambu, yaitu upacara adat yang dilakukan untuk memohon keselamatan dan kesuburan tanaman.

Ritual ini biasanya dipimpin oleh tokoh adat dan diiringi dengan tarian tradisional serta lantunan doa-doa kuno.

Hingga kini, beberapa masyarakat di pedalaman Mori masih melestarikan upacara ini meskipun dalam bentuk yang lebih sederhana.

Masa Kolonial dan Perubahan Sosial

Kategori :