Selain itu, Gunung Lumut juga memiliki peran penting dalam perkembangan sejarah Kalimantan Timur.
Pada masa lampau, wilayah ini sering dijadikan jalur lintasan dan tempat singgah bagi suku-suku pedalaman ketika melakukan perjalanan antarkampung.
Dari sanalah hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antar masyarakat lokal terjalin dengan erat.
Nilai-nilai kearifan lokal yang dipegang masyarakat sekitar Gunung Lumut masih terasa hingga kini, meskipun tantangan modernisasi mulai merambah.
BACA JUGA:Rahasia Tembok Kota Tua yang Masih Menyimpan Jejak Misteri Zaman Dulu
Ekologi dan Keunikan Alam
Sejarah Gunung Lumut juga tidak bisa dilepaskan dari kekayaan ekologinya.
Kawasan ini ditetapkan sebagai bagian dari Cagar Alam Gunung Lumut yang luasnya mencapai puluhan ribu hektare. Hutan tropis yang mengelilinginya menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna endemik Kalimantan.
Beberapa jenis satwa yang dilindungi, seperti orangutan Kalimantan, owa, beruang madu, serta berbagai spesies burung enggang, dapat ditemukan di kawasan ini.
BACA JUGA:Menyusuri Sungai Bersejarah yang Masih Mengalirkan Cerita Zaman Dulu
Selain satwa liar, Gunung Lumut juga menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Sungai-sungai yang berhulu di kawasan ini menyediakan air bersih, ikan, serta mendukung pertanian dan perkebunan masyarakat.
Hal ini menjadikan Gunung Lumut bukan sekadar gunung biasa, melainkan sumber penghidupan yang harus dijaga kelestariannya.
Perjalanan Konservasi
Seiring dengan perkembangan zaman, kawasan Gunung Lumut menghadapi berbagai ancaman, terutama dari aktivitas penebangan liar dan ekspansi perkebunan.
BACA JUGA:Yuk Ungkap Misteri Batu Megalit di Tengah Ladang yang Bikin Penasaran dan Penuh Cerita
Sejarah mencatat bahwa sejak era 1980-an hingga awal 2000-an, hutan di sekitar Kalimantan Timur banyak mengalami kerusakan karena eksploitasi besar-besaran. Kondisi ini juga berdampak pada kawasan Gunung Lumut.