Isian tradisional kue ini umumnya berupa pasta dari kacang merah atau biji teratai yang dihaluskan, sering kali dilengkapi dengan kuning telur asin di dalamnya, sebagai simbol bulan purnama.
Kulit kue bulan terbuat dari campuran tepung, gula, minyak, air, dan sirup, terkadang juga ditambahkan telur bebek asin.
Teksturnya mirip dengan kulit pie, kenyal dan lembut.
Di atasnya sering terdapat ukiran tulisan Tionghoa atau gambar bunga serta tumbuhan yang melambangkan harapan untuk umur panjang, keharmonisan, dan keberuntungan.
BACA JUGA:Menyelami Kuliner Khas Sukabumi yang Legendaris Sejak Zaman Belanda
Beragam Variasi Kue Bulan
Seiring berjalannya waktu, variasi kue bulan muncul dalam bentuk dan rasa yang berbeda-beda, tergantung wilayah asalnya.
Beberapa jenis yang populer berasal dari Beijing, Suzhou, Guangzhou, Yunnan, dan Kanton.
Masing-masing punya ciri khas tersendiri baik dalam rasa, bentuk, maupun cara pembuatannya.
Salah satu inovasi modern adalah Snow Skin Mooncake yang berasal dari Hong Kong.
BACA JUGA:Cara Membuat Kue Lontar yang Lembut dan Renyah, Kuliner Tradisional Khas Papua!
Kue ini dibuat menggunakan tepung ketan dan tidak melalui proses pemanggangan, melainkan disajikan dalam keadaan dingin.
Teksturnya lembut seperti salju, dengan isian yang lebih modern seperti teh hijau, selai buah, hingga cokelat.
Mooncake di Masa Kini
Saat ini, mooncake dapat dengan mudah ditemukan di berbagai toko roti atau supermarket, terutama menjelang Festival Musim Gugur.
Selain disajikan sebagai camilan istimewa di rumah, kue bulan juga sering dijadikan hadiah untuk keluarga, teman, atau rekan kerja sebagai simbol penghormatan dan kasih sayang.