Setiap daerah punya kebijakan berbeda sesuai kebutuhan masyarakatnya.
Ada yang menggabungkan nama lama dengan tokoh lokal sebagai jalan tengah.
Langkah ini dianggap adil karena tidak menghapus sepenuhnya jejak kolonial.
BACA JUGA:Patung Sultan Hasanuddin: Jejak Sejarah dan Semangat Perjuangan Makassar
Fenomena ini menunjukkan bahwa nama jalan tidak hanya berfungsi sebagai penanda arah.
Ada memori sejarah identitas dan politik yang terkandung di dalamnya.
Jejak kolonial pada papan nama jalan masih terasa hingga hari ini.
Masyarakat diajak untuk lebih kritis membaca makna di balik nama.
BACA JUGA:Kekayaan Rasa Kalimantan Timur: Makanan Tradisional Samarinda Penuh Cerita dan Sejara
Jejak kolonial di nama jalan memberi pelajaran penting bagi kita semua.
Bahwa sejarah tidak hanya tertulis di buku tetapi juga di ruang publik.
Pilihan untuk mengganti atau mempertahankan seharusnya disertai kesadaran sejarah.
Dengan cara itu, kita dapat maju tanpa melupakan sejarah.