BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Candi Arimbi: Jejak Peninggalan Majapahit di Lereng Gunung Arjuno!
Mereka percaya bahwa segala sesuatu di alam memiliki roh, baik yang bersifat baik maupun jahat. Ritual-ritual adat sering dilakukan untuk menghormati arwah leluhur atau meminta perlindungan dari roh halus.
Salah satu upacara adat yang terkenal adalah Pelad, sebuah ritual besar yang dilakukan untuk menghantarkan arwah orang yang telah meninggal ke alam baka.
Prosesi ini biasanya melibatkan tarian, musik tradisional, persembahan, dan penyembelihan hewan. Upacara ini menjadi momen penting yang memperkuat ikatan sosial antaranggota komunitas.
Seni dan Budaya
BACA JUGA:Mengungkap Kisah Suku Hadzabe: Komunitas Pemburu-Pengumpul Asli Afrika Timu
Suku Dayak Bahau memiliki kekayaan seni yang luar biasa. Tarian, ukiran, tenun, dan musik tradisional adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Tarian-tarian seperti Hudoq dan Ajat Bahau sering dipentaskan dalam acara adat atau penyambutan tamu.
Ukiran kayu khas Bahau biasanya menggambarkan simbol-simbol alam dan makhluk mitologis, mencerminkan kedekatan mereka dengan dunia spiritual.
Sementara itu, kain tenun Dayak Bahau dikenal dengan motif-motif rumit dan warna-warna alami yang mencolok.
Proses pembuatannya dilakukan secara manual dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari identitas budaya.
BACA JUGA:Misteri Si Pahit Lidah: Legenda Sakti yang Melegenda di Tanah Bengkulu
Masa Kolonial dan Tantangan Modern
Seperti banyak suku asli lainnya di Indonesia, Suku Bahau juga mengalami perubahan besar sejak masa kolonial.
Pemerintah kolonial Belanda sempat melakukan eksplorasi dan intervensi ke wilayah pedalaman Kalimantan, termasuk wilayah Bahau.
Meskipun demikian, keterpencilan geografis mereka membuat budaya Bahau relatif terlindungi dari asimilasi agresif.